MAKASSARCHANNEL.COM – Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mengonfirmasikan bahwa saat ini penjualan mobil turun sehingga perlu dukungan insentif.
Sekretaris Umum Gaikindo, Kukuh Kumara, menilai pemberian insentif pajak bisa tidak membebani keuangan negara.
Karena skema insentif tidak memerlukan dana tambahan, melainkan hanya bersifat penerimaan pajak ke kas negara tertunda.
Menurut Kukuh, pemerintah perlu turun tangan melalui dukungan insentif pajak yang bukan cuma untuk jenis elektrifikasi.
Penundaan Penyetoran Pajak
“Kami tidak minta subsidi, melainkan penundaan penyetoran pajak pada periode tertentu,” kata Kukuh di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Senin (19/5).
Kukuh melanjutkan, “Begitu ekonomi bangkit, penerimaan pemerintah akan kembali.”
Data Gaikindo menyebutkan, penjualan mobil 2024 turun tajam. Hanya 865.723 unit, sementara tahun 2023 sebanyak 1.005.802 unit. Turun 13,9 persen.
Kukuh merasa, tahun 2025 penjualan belum akan membaik.
Akumulasi wholesales Januari-April 2025 terekam turun 2,9 persen dari periode serupa tahun lalu, dari 264.014 unit menjadi 256.368 unit.
Sementara total retail Januari-April 2025 dibanding periode yang sama tahun lalu surut 7,7 persen.
Penurunan pasar bahkan terjadi lebih dalam pada April 2025 ketimbang Februari, dari wholesales 70.895 unit menjadi 51.205 unit atau surut hampir 30 persen.
Penjualan retail atau dari dealer ke konsumen juga surut 25,5 persen. Sepanjang Maret 2025, total 76.582 unit mobil terjual, tapi April hanya membukukan 57.031 unit.
April 2025 Penjualan Terendah
Berdasarkan data tersebut, penjualan selama April 2025 mencapai titik terendah sepanjang tahun ini.
Gaikindo yang membawahi puluhan pabrikan kendaraan ingin pemerintah memberi insentif pajak mobil karena ampuh mengerek penjualan mobil dalam jangka pendek.
Kukuh mengatakan, bukti positif pemberian insentif sudah terlihat pada 2021 saat pandemi Covid-19.
Kala itu pemangku kepentingan memberi insentif terhadap sejumlah mobil buatan dalam negeri melalui skema pPemerintah tanggung Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
Evaluasi Kebijakan Tarif
Lantaran insentif, penjualan mobil bangkit menjadi 887 ribu unit dari 2020 sebanyak 578 ribu unit. Pasar mobil kemudian pulih menembus 1 juta unit pada tahun 2022.
Gaikindo menyerukan evaluasi kebijakan insentif otomotif yang bisa berdampak jangka panjang untuk memastikan target yang dicanangkan tercapai.
Ia menambahkan, mobil berbasis konvensional tidak bisa dikesampingkan karena masih menjadi kontributor utama dalam industri mobil.
“Intinya, otomotif membutuhkan kebijakan long term,” ungkap Kukuh. ***