MAKASSARCHANNEL, MAKALE – Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset Dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) Ny Teti Herawati Aminuddin Aziz mengapresiasi masyarakat Toraja yang tekun merawat dan melestarikan budayanya.
“Kami sangat senang. Ini sangat mengagetkan karena belum tahu ada acara seperti itu. Khususnya orang-orang yang mendorong keranda jenazah itu. Mereka sangat antusias. Saya acungkan jempol buat mereka,” kata Teti Herawati.
Sebagai informasi, dalam rangkaian pelantikan pengurus dan rakor Dharma Wanita Persatuan Kemendikbud Ristek di Makassar, 20-an lebih anggotanya berkunjung ke Toraja menyaksikan keindahan dan keragaman budaya salah satu destinasi wisata di Sulsel itu.
Di Lembang Tumbang Batu, Kecamatan Sangalla Utara, Kabupaten Tana Toraja, rombongan Dharma Wanita Persatuan Kemendikbud Ristek menyaksikan prosesi upacara adat Rambu Solo’ Indo Monika Ne’ Panti, Senin (20/11/2023).
Upacara adat Rambu Solo ini diadakan oleh keluarga Kepala Bappeda Kabupaten Toraja Utara Yohanes Rerung. Almarhumah Indo Monika bersaudara dengan ibu Kepala Bappeda Toraja Utara Yohanes Rerung.
“Kami sangat berterima kasih kepada bapak Kepala Bappeda yang memberi kami tempat duduk khusus di acara itu. Apalagi kami diperlakukan seperti keluarga dengan menyiapkan tempat khusus layaknya keluarga sendiri,” katanya.
Di acara itu, 20-an anggota rombongan DWP Kemendikbud Ristek mendapat tempat khusus menyaksikan prosesi pemindahan jenazah almarhumah Indo Monika Ne’ Panti dari rumah kediaman keluarga ke Tongkonan Karuaya, di Lembang Batu, Kecamatan Sangalla’ Utara, Kabupaten Tana Toraja.
“Dengan pengalaman ini, ilmu saya tentang Toraja bertambah lagi. Awalnya, tidak tahu sama sekali tentang pesta adat seperti ini, tetapi setelah mendapat penjelasan dari Kepala Bappeda dan seorang tokoh adat saya menjadi lebih paham tentang Toraja,” katanya.
Teti Herawati mengatakan, pengalaman ini akan menjadi bahan cerita yang akan dibagikan setelah pulang dari Toraja.
“Awalnya, kami memang penasaran dan ingin tahu tentang Toraja maka ibu-ibu pengen ke daerah ini,” katanya.
Kepala Bappeda Toraja Utara Yohanes mengatakan, tantenya (saudara ibunya) itu meninggal tahun lalu di usia 90 tahun. Alhamarhumah memiliki delapan anak.
Dalam prosesi itu, jenazah almarhumah diarak dari rumah kediaman keluarganya melewati beberapa ruas jalan dibawa ke Tongkonan keluarga, tempat melakukan upacara adat.
Selama pesta yang akan berlangsung lima hari, keluarga akan memotong puluhan kerbau. Termasuk di antaranya kerbau khas yang masyarakat setempat menyebutnya tedong bonga.
Di depan rombongan yang menggotong jenazah ke tongkonan keluarga, digiring belasan kerbau ke lokasi upacara adat.
Bangunan bertenda terlihat berjejer di depan Tongkonan keluarga almarhumah. Di gerbang depan dekat jalan masuk terpajang spanduk ucapan selamat datang buat tamu. Pantiran sangka’na Indo’ Monica Ne’ Panti.
Salama’ sitammu mali paman siduppa kaboro.
Sebelum menyaksikan pesta adat Rambu Solo, rombongan Dharma Wanita Persatuan Kemendikbud Ristek berkunjung ke Lolai, negeri di atas awan. Mereka tiba di lokasi sekira pukul 05.00 Wita.
Hadir dalam kegiatan itu Kepala Balai Besar Guru Penggerak Sulawesi Selatan Arman Agung dan nyonya, Kabag Harisman dan nyonya. Hadir pula sejumlah karyawan BBGP Sulawesi Selatan. (bas)