MAKASSARCHANNEL.COM – Gubernur Kaltara tiga hari makan nasi basi di tengah hutan dalam sebuah kunjungan ke perbatasan dengan Malaysia.
Di depan anggota DPR RI, Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Zainal Arifin Paliwang mengungkapkan kondisi perbatasan di wilayahnya.
“Saya sangat sedih, pimpinan. Saya tiga hari dua malam itu makan nasi basi di tengah hutan,” kata Zainal penuh haru dalam pertemuan bersama di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (28/4/2025).
Dia menambahkan, “Malu sebenarnya, tapi mau diapakan, memang kondisi keuangan kita ini belum mampu untuk menjangkau.”
“Saya sangat sedih, pimpinan. Saya tiga hari dua malam itu makan nasi basi di tengah hutan,” kata Gubernur Kaltara kelahiran Sinjai, Sulawesi Selatan itu terharu.
“Bagaimana masyarakat saya? Kalau saya putarkan video-videonya, mungkin pimpinan bisa menangis melihat suasana masyarakat kita di Kalimantan Utara,” urai Zainal.
Jarak 60 KM Butuh Waktu Enam Jam Perjalanan
Zainal menyampaikan tentang infrastruktur dasar yang minim hingga ketergantungan masyarakat kepada negara tetangga Malaysia untuk kebutuhan pokok.
“Suasana di kawasan perbatasan, Indonesia merdeka sudah mau 100 tahun tetapi kondisi jalan begini, Bapak pimpinan,” kata Zainal.
Dia melanjutkan, “Saya pernah 60 km itu enam jam. Jakarta-Bogor itu di sini tidak sampai satu jam, tetapi di sana itu 60 km itu enam jam.”
Zainal mengatakan, saat ini, banyak jembatan putus hingga masyarakat harus membangun jembatan darurat dari batang kayu.
Pemerintah Provinsi menurut Zainal telah memberikan subsidi angkutan orang dan barang kepada warga Indonesia di daerah perbatasan itu.
“Setiap tahun kami anggarkan Rp15 miliar, tetapi mungkin tahun ini menyusut karena efisiensi,” ujar Zainal di Senayan, Jakarta, Senin (28/4/2025).
Kendaraan Motor Pelat Malaysia
Zainal juga membeberkan kendaraan bermotor seperti mobil di Kaltara sebagian besar berpelat nomor Malaysia. Harga material juga tinggi.
“Di sana itu mobil-mobil tidak ada pelat Indonesia, semua berpelat Malaysia,” ungkap Gubernur Kaltara kelahiran Sinjai Sulsel itu.
Dia melanjutkan, “Makanya kemarin, izin pimpinan, kami pernah menghadap Dirjen Kementerian Keuangan, mudah-mudahan kami bisa menghadap Bea Cukai.”
“Ini kan mobil sudah dibeli oleh masyarakat. Bagaimana nanti statusnya manakala akses darat tembus,” kata Zainal.
Akses Darat Belum Tembus
Dia menambahkan, di sejumlah wilayah akses darat masih belum tembus sehingga masyarakat mengandalkan transportasi udara atau sungai.
Zainal mengaku sangat bersyukur karena warga Kalimantan Utara masih cinta terhadap Indonesia.
“Untung mereka masih NKRI, tapi perutnya Malaysia, pimpinan. Kita ini negara besar, negara Republik Indonesia, kita malu ketergantungan semuanya selalu dari Malaysia,” kata Zainal. ***