BERITA TERKINIKOLOMOPINI

Etika Bisnis dalam Islam: Pilar Moral Ekonomi Islam

×

Etika Bisnis dalam Islam: Pilar Moral Ekonomi Islam

Sebarkan artikel ini
Etika Bisnis dalam Islam: Pilar Moral Ekonomi Islam merupakan aspek yang sangat penting dalam menjalankan aktivitas ekonomi
Ilustrasi (Makassarchannel/AI)

Oleh Nayla Elrazqya Putri

 

Pendahuluan

ETIKA merupakan aspek yang sangat penting dalam menjalankan aktivitas ekonomi, khususnya dalam konteks bisnis. Dalam Islam, etika tidak hanya dipandang sebagai nilai tambahan, melainkan sebagai pondasi utama yang mengarahkan perilaku ekonomi umat.

Islam menempatkan moralitas sebagai inti dari sistem ekonomi, sehingga bisnis yang dijalankan tidak hanya mengejar keuntungan duniawi, tetapi juga memperhatikan aspek spiritual dan tanggung jawab sosial.

Artikel ini membahas bagaimana etika bisnis dalam Islam menjadi pilar moral dalam sistem ekonomi Islam.

Pengertian Etika Bisnis dalam Islam

Etika bisnis dalam Islam dapat memahaminya sebagai seperangkat prinsip dan norma yang mengatur perilaku pelaku usaha agar selaras dengan ajaran Islam. Etika ini bersumber dari Al-Qur’an, Hadis Nabi, serta ijtihad para ulama.
Tujuannya bukan hanya menciptakan transaksi yang sah secara hukum, tetapi juga yang adil, jujur, dan membawa maslahat bagi semua pihak.

Prinsip dasar etika bisnis Islam antara lain:

Kejujuran (siddiq), yakni berkata dan bertindak sesuai dengan kebenaran tanpa menipu atau menyembunyikan fakta.

Amanah (dapat dipercaya) merupakan sikap dapat dipercaya dalam menjalankan tanggung jawab serta menjaga sesuatu yang dititipkan dengan penuh integritas.

Keadilan (adal) berarti memperlakukan semua pihak secara seimbang dan tidak memihak, sesuai dengan hak dan kewajiban masing-masing.

Larangan terhadap riba, gharar, dan penipuan. Riba menekankan bahwa mengambil keuntungan berlebihan dari pinjaman atau transaksi keuangan adalah perbuatan yang tidak adil dan dilarang. Gharar berarti ketidakjelasan atau spekulasi berlebihan dalam transaksi yang dapat merugikan salah satu pihak. Lalu, penipuan merupakan tindakan menyesatkan pihak lain dengan sengaja untuk memperoleh keuntungan pribadi.

Tanggung jawab sosial dan lingkungan, mencakup kewajiban individu atau perusahaan untuk berkontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat dan menjaga kelestarian alam.

Dengan prinsip-prinsip ini, Islam menolak praktik bisnis yang merugikan pihak lain atau yang bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan.

Etika sebagai Pilar Ekonomi Islam

Salah satu karakteristik utama ekonomi Islam adalah integrasinya antara aspek moral dan ekonomi. Dalam sistem ekonomi konvensional, etika sering kali menjadi urusan pribadi dan tidak terikat dalam sistem.

Sebaliknya, dalam ekonomi Islam, etika adalah bagian integral dari aktivitas ekonomi dan bisnis.

Sebagai contoh, seorang pedagang Muslim tidak hanya mematuhi aturan syariah secara formal, tetapi juga memiliki tanggung jawab moral untuk tidak menimbun barang, tidak memanipulasi harga, dan tidak beriklan secara menipu.

Nabi Muhammad SAW sendiri mencontohkan praktik bisnis yang jujur dan adil, bahkan sebelum beliau menjadi Rasul. Gelar “Al-Amin” yang merupakan bukti reputasi etika dalam berbisnis.

Relevansi Etika Bisnis Islam di Era Modern

Di era globalisasi dan digitalisasi saat ini, praktik bisnis menghadapi tantangan yang semakin kompleks, seperti eksploitasi tenaga kerja, manipulasi pasar, hingga kerusakan lingkungan. Dalam konteks ini, etika bisnis Islam menjadi sangat relevan sebagai solusi moral atas berbagai permasalahan ekonomi modern.

Prinsip seperti transparansi, tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), dan keadilan dalam distribusi keuntungan dapat diadopsi dari nilai-nilai Islam. Bahkan, banyak konsep modern dalam manajemen dan bisnis saat ini yang sejatinya telah ada dalam ajaran Islam sejak dahulu, seperti konsep keberlanjutan (sustainability) dan ekonomi berbasis nilai (value-based economy).

Peran Mahasiswa dalam Mengaktualisasikan Etika Bisnis Islam

Mahasiswa sebagai calon intelektual dan pelaku ekonomi masa depan memiliki peran penting dalam membumikan etika bisnis Islam.

Hal ini dapat memulainya dengan menumbuhkan kesadaran moral dalam aktivitas sehari-hari, baik dalam organisasi, wirausaha kampus, maupun interaksi sosial.

Mahasiswa juga dapat menjadi agen perubahan melalui kajian ilmiah, penelitian, serta advokasi ekonomi syariah yang berbasis etika.

Penutup

Etika bisnis dalam Islam bukan sekadar aturan normatif, tetapi merupakan pilar moral yang menopang bangunan ekonomi Islam secara menyeluruh. Dalam bisnis yang berlandaskan syariah, keuntungan material harus sejalan dengan nilai-nilai spiritual dan sosial.

Karena itu, penerapan etika bisnis dalam Islam tidak hanya relevan bagi umat Muslim, tetapi juga dapat menjadi inspirasi bagi sistem ekonomi global yang lebih adil dan berkelanjutan.

Mahasiswa sebagai generasi penerus harus mampu memahami, menginternalisasi, dan menerapkan nilai-nilai etika Islam dalam setiap aspek kehidupan ekonomi.

Nayla Elrazqya Putri, mahasiswa Prodi Teknik Informatika, STMIK Tazkia, Bogor

Tinggalkan Balasan