Bincang Santai Sastrawan - Makassar Channel
BERITA TERKINIKOLOM

Bincang Santai Sastrawan

125
×

Bincang Santai Sastrawan

Sebarkan artikel ini
Sejumlah anggota Forum Sastrawan Indonesia Timur (FOSAIT), ngumpul di Kafe Baca Jl Adhyaksa No 2 Makasar, semacam Bincang Santai Sastrawan

Sejumlah anggota Forum Sastrawan Indonesia Timur (FOSAIT), ngumpul di Kafe Baca Jl Adhyaksa No 2 Makasar, akhir pekan, Sabtu 17 Mei 2025 pagi. Saya menyebut pertemuan itu, Bincang Santai Sastrawan.

Mereka hadir memenuhi undangan sastrawan asal Sulawesi Barat, Suparman Sopu. Dua hari sebelum pertemuan, pria murah seyum itu sudah mengabari perihal rencana kongkow-kongkow bersama anggota Komunitas FOSAIT itu.

Suparman, salah seorang sastrawan asal Sulawesi Barat, berada di Kota Daeng dalam rangkaian acara keluarga memanfaatkan waktu bertemu dengan penulis anggota Forum Sastrawan Indonesia Timur (FOSAIT).

Hadir dalam pertemuan itu, antara lain; Kritikus Sastra Mahrus Andis, Penyair Muhammad Amir Jaya yang juga Presiden FOSAIT.

Ada juga pemain film Sahriar Tato, Penulis Puisi Makassar Syahril Patahkaki Daeng Nassa, dan cerpenis Anwar Nasyiruddin.

Hadir juga founder Komunitas Anak Pelangi, dan tentu saja, yang punya gawe, Suparman Sopu yang dalam perbincangan itu tak ingin mengaku sebagai sastrawan.

Dia mengatakan, jika ada orang yang mengakui diri sendiri sebagai penyair atau sastrawan, itu agak sulit dipercaya.

“Seharusnya pengakuan seperti itu dari orang lain,” kata Dr Suparman Sopu, yang juga merupakan tenaga pengajar di sejumlah kampus.

Bahkan, menurut Suparman, postingan aneka video dan foto belum bisa dikatakan cukup untuk membuktikan bahwa seseorang itu adalah seorang penyair ataupun artis.

“Selain kualitas karya, seorang penyair harus mendapat pengakuan dari lingkungannya,” kata Suparman.

Pernyataan Suparman itu, diaminkan beberapa beberapa peserta diskusi santai menjelang siang itu.

Awalnya perbincangan ini mengalir jauh tanpa topik. Obrolan benar-benar santai. Semua ngomong tanpa beban.

Syahriar Tato juga berseru dalam perdebatan dengan mengatakan, seniman harus dapat membuktikan kesenimanannya lewat karya.

“Kalau seorang menyebut dirinya penyair, itu kurang bagus. Ia harus diakui orang lain dan menampilkan karya yang berbobot,” ujar Syahriar.

Statemen itu mendapat respons dari Syahril Daeng Nassa dengan mengatakan, “Tapi bagaimana jika seorang itu mengakui diri sebagai aktor dan dibuktikan dengan foto atau video sedang berakting dalam sebuah film?”

Suparman Sopu menyambar itu dengan mengatakan, “Itu tidak cukup. Foto atau video bisa direkayasa. Yang paling tepat jika ada kesaksian dari orang lain bahwa dia memang aktor.”

Lagi-lagi Syariar Tato bereaksi dengan mengatakan, “Saya jadi saksi. Daeng Nassa itu seorang aktor yang sering main di beberapa film.”

Syariar Tato mengklaim, dirinya pernah menjadi pemain film bersama Syahril Daeng Nassa. Dia pun menyebut beberapa judul film lokal.

Dukungan Syariar Tato itu membuat Daeng Nassa senyum-senyum karena mendapat pembelaan , jika dia memang aktor.

Namun senyum Daeng Nassa tiba-tiba raib, ketika ada suara nyeletuk mengatakan, status aktor itu belum kuat karena perannya di beberapa film itu hanya level figuran.

Perbincangan santai penuh makna yang mempererat simpul silaturahmi itu harus berakhir.

Sebelum suara adzan penanda waktu Zuhur berkumandang, anggota FOSAIT melanjutkan perbicangan di meja makan sembari santap siang bersama. ***

*) Muhammad Rusdy Embas, Pemimpin Redaksi MAKASSARCHANNEL.COM

Tinggalkan Balasan