Warisan Budaya Sinjai Perlu Pelestarian - Makassar Channel
EDUKASI

Warisan Budaya Sinjai Perlu Pelestarian

44
×

Warisan Budaya Sinjai Perlu Pelestarian

Sebarkan artikel ini
Warisan budaya di Sinjai yang sudah mendapat pengakuan pusat berupa Warisan Budaya Tak Benda adalah Rumah adat Karampuang, Pesta Adat Marimpa Salo, Massulo Beppa dan makanan khas Laha Bete.

MAKASSARCHANNEL, SINJAI – Warisan budaya Sinjai perlu pelestarian melalui pertunjukan secara reguler sebagai bagian dari budaya Indonesia.

Warisan budaya di Sinjai yang sudah mendapat pengakuan pusat berupa Warisan Budaya Tak Benda adalah Rumah adat Karampuang, Pesta Adat Marimpa Salo, Massulo Beppa dan makanan khas Laha Bete.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Sinjai Tamzil Binawan, Selasa (19/3/2024), mengatakan perkembangan kebudayaan di Sinjai tidak lepas dari ajaran agama Islam yang masuk di Bumi Panrita Kitta.

Pemkab Sinjai melalui berbagai program berupaya menjaga keberadaan warisan budaya yang ada di Sinjai untuk menangkal masuknya budaya asing.

Pelihara Situs

Kebijakan pengembangan budaya di Sinjai banyak dilakukan. Oleh pemerintah memelihara situs budaya, menggelar pesta adat tiap tahun serta rutin melaksanakan pekan budaya.

Tamzil menjelaskan Pemkab Sinjai tiap tahun melaksanakan pesta Adat Mappogau Sihanua di Rumah adat Karampuang Kecamatan Bulupoddo, Pesta Adat Marumpa Salo di Kecamatan Sinjai Timir dan pesta adat lainnya.

Pesta adat itu dilakukan untuk melestarikan dan menjaga nilai-nilai budaya yang terkandung dalam pesta adat tersebut.

Upaya lain adalah mengusulkan berbagai warisan budaya di Sinjai seperti situs bersejarah, rumah adat (saoraja), bangunan sekolah, kawasan adat dan masjid tua untuk mendapatkan pengakuan dari Pemerintah Pusat.

Aneka Lomba Budaya

Tidak hanya itu, Disparbud Sinjai juga rutin melaksanakan kegiatan pekan budaya dengan memperlombakan tari kreasi tradisional, gendrang tradisonal, barzanji dan lomba cerita rakyat.

Bahkan kata Tamzli, Kemah Budaya yang di akhir tahun 2023 di Kecamatan Sinjai Timur mendapat apresiasi luar biasa dari peserta, khususnya pelajar di Sinjai.

Melalui Kemah Budaya yang sudah kita laksanakan, anak-anak diedukasi terkait pengenalan cagar budaya, pengenalan permainan tradisional, musik, dan tari tradisional.

“Dilakukan pengenalan sejarah terbentuknya Kabupaten Sinjai, serta kearifan lokal yang dimiliki oleh Kabupaten Sinjai,” tambahnya. (ran)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *