Trump Sebut Pemakzulan Omong Kosong

Presiden Amerika Serikat Donald Trump. (Joshua Roberts/REUTERS)

MAKASSARCHANNEL.COM – Presiden Amerika Serikat Donald Trump menuding Partai Demokrat buang-buang waktu dengan penyelidikan pemakzulan. Dia menolak penyelidikan itu dan menyebutnya sebagai omong kosong.

“Demokrat yang tak melakukan apa-apa harus fokus membangun negara kita, tidak membuang-buang waktu dan tenaga rakyat pada omong kosong, yang itu mereka lakukan sejak saya terpilih di 2016, 223-306,” kata Trump seperti dilansir AFP, Kamis (3/10/2019).

“Dapatkan kandidat yang lebih baik kali ini, Anda akan membutuhkannya!” sebut Trump.

Pekan lalu, DPR AS meluncurkan penyelidikan pemakzulan secara resmi setelah muncul laporan whistleblower yang menuduh Trump menekan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, melakukan penyelidikan terhadap Joe Biden, calon penantang utama Trump dalam pilpres 2020. Laporan whistleblower itu didukung oleh transkrip percakapan telepon dari Gedung Putih.

Baca Juga :
Pamsimas Bulukumba Gelar Pelatihan Kader AMPL

Penyelidikan pemakzulan diluncurkan untuk mencari tahu apakah benar Trump berusaha mempengaruhi pemerintahan asing untuk menyerang rival politiknya. Dijadwalkan dalam waktu dekat, lima diplomat AS akan dipanggil ke hadapan DPR AS untuk ditanyai langsung soal isu tersebut. Tidak hanya itu, Menlu Pompeo dan pengacara pribadi Trump, Rudy Giuliani, juga dipanggil untuk dicatat keterangan mereka.

Menanggapi hal itu, Menlu Pompeo menyatakan akan mencari cara untuk membatasi apa yang bisa disampaikan oleh lima diplomat AS tersebut. “Saya akan menggunakan seluruh cara semampu saya untuk mencegah dan mengekspose upaya apapun dalam mengintimidasi profesional berdedikasi yang membuat saya bangga,” ucapnya.

Namun laporan media-media AS, mantan Utusan Khusus AS untuk Ukraina, Kurt Volker, sepakat untuk ditanyai pada Kamis (3/10) besok dan mantan Duta Besar AS untuk Ukraina, Marie Yovanovitch, akan ditanyai secara tertutup pada 11 Oktober mendatang.

Dilaporkan bahwa Volker didesak oleh Giuliani untuk membantu menekan Zelensky, sedangkan Yovanovitch dicopot dari jabatannya awal tahun ini karena menolak desakan itu. (bas)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *