MAKASSARCHANNEL.COM – Razia buku oleh kelompok yang menamakan diri Brigade Muslim Indonesia (BMI) di salah satu mal di kawasan Tanjung Bunga Makassar, pekan lalu, ditanggapi oleh berbagai elemen masyarakat. Salah satunya, Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum Mahasiswa Islam (LKBHMI) Gowa Raya.
Mereka menyita sejumlah buku seperti Dalam Bayang-Bayang Lenin, Pemikiran Karl Marx, dan
Tokoh-Tokoh Dunia yang Mempengaruhi Pemikiran Bung Karno. Razia buku yang dilakukan beberapa pemuda tersebut, menjadi viral karena adanya video yang beredar di sosmed (Whatsapp) sehingga menimbulkan pro dan kontra dari berbagai kalangan masyarakat dan aktivis.
Sekretaris LKBHMI Gowa Raya, Fajar Nur, mengkritik langkah para aktivis Kota Makassar yang merazia buku karena dianggap sebagai tindakan primitif dan prematur. Tindakan, pemuda itu menyesatkan masyarakat Kota Makassar karena mereka tak tahu adanya keberadaan buku-buku di Gramedia.
“Saya tidak tahu persis apa yang menjadi dasar pemikirannya sehingga mereka yang terlibat Itu menolak keberadaan buku-buku bacaan yang menambah wawasan kita,” katanya dikutip dari tribun-timur.com.
Baca Juga :
Ijtimak Ulama IV Belum Bahas Pilpres 2024
Menurut Fajar, keliru jika razia buku tersebut dilakukan hanya dengan berasumsi bahwa buku-buku Marxisme, Leninisme, dan sebagainya menyebarkan paham radikalisme sehingga berdampak pada hilangnya keakraban antarwarga negara atau tersesatnya warga negara karena mengkonsumsi buku bacaan tersebut.
“Bisa juga diartikan, Presiden kita yang pertama, Ir Soekarno dan presiden keempat, Abdurrahman Wahid, termasuk yang menyebarkan paham paham radikalisme,” katanya.