Tim Universitas Dipanegara Kunjungi Komunitas Anak Pelangi

ROMBONGAN Universitas Dipanegara Makassar kunjungi pusat kegiatan Komunitas Anak Pelangi di Lorong Daeng Jakking, Parang Tambung, Makassar

TIM Universitas Dipanegara Makassar kunjungi Komunitas Anak Pelangi (K-Apel) di Lorong Daeng Jakking, Kelurahan Parang Tambung, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar, Rabu (22/5/2024).

Nurlinda Sari memimpin rombongan tersebut, datang menjajaki peluang kerja sama dalam rangka pengabdian masyarakat Universitas Dipanegara Makassar di pusat kegiatan K-Apel.

Founder Komunitas Anak Pelangi, Rahman Rumaday, saat menerima tim dari Universitas Dipanegara menjelaskan perjalanan panjang komunitas melakukan pemberdayaan.

Dalam perbincangan santai yang berlangsung hingga menjelang Salat Magrib itu, Nurlinda Sari menyampaikan model pelatihan yang bakal mereka lakukan selama masa pengabdian.

Pelatihan yang akan diberikan kepada binaan Komunitas Anak Pelangi menurut Nurlinda Sari merupakan salah satu bentuk Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Dia mengatakan, meski ilmu mereka secara umum adalah informatika, namun ada juga ilmu lain yang akan mereka bagikan kepada binaan Komunitas Anak Pelangi.

Pelatihan Teknologi

Selain akan memberi materi pelatihan teknologi sederhana sebagai langkah awal, Tim Pengabdian Masyarakat dari Universitas Dipanegara akan memberikan juga pelatihan pemasaran dan bidang lain sesuai kebutuhan binaan komunitas.

“Pemasaran dan bidang lain akan kami libatkan. Akan ada pelatihan cara memasarkan produk secara online,” kata Nurlinda.

Namun sebagai dasar, pelatihan informatika dulu. Termasuk mengajari mereka melakukan pemasaran secara online produk yang mereka hasilkan.

“Mereka akan mendapat materi pelatihan melakukan pemasaran menggunakan gadget atau ponsel,” lanjut Nurlinda.

“Pelatihnya nanti, dosen yang sudah memiliki market place di media sosial,” lanjut Nurlinda.

Pelatihan akan berlangsung setiap akhir pekan selama empat bulan masa pengabdian masyarakat tim Universitas Dipanegara.

Ini penting, karena banyak kerajinan yang buat, namun mereka belum kelola secara bisnis.

Empat Bulan

“Pelatihan selama empat bulan. Mulai dari tingkat dasar kemudian tingkat lanjut,” kata Nurlina.

Dia melanjutkan, “Pelatihan akan berlangsung setiap Sabtu, setelah lebaran. Mulai pagi hingga siang.”

“Terima kasih sambutannya. Ini di luar ekspektasi kami,” kata salah seorang anggota tim rombongan.

Kegiatan Tim Universitas Dipanegara ini, melanjutkan tugas sebagai dosen dalam rangka pengabdian kepada masyarakat.

Biasanya pelatihan untuk masyarakat umum dan instansi. Itu pun berlangsung formal.

“Sekarang kami terpanggil melakukan pelatihan di lorong ini. Tempat ini mendapat berkah karena ketulusan binaan komunitas,” katanya.

Dia melanjutkan, “Tempat ini mendapat banyak berkah. Kegiatan di lorong ini tidak bisa ditemukan yang di tempat lain tidak ada.”

Kearifan Lokal

Kepada tamunya, Founder Komunitas Anak Pelangi, Rahman Rumaday, mengatakan lorong ini istimewa dengan ciri khas gotong-royong dan kekompakan.

Selama belasan tahun berkiprah di lorong, Komunitas Anak Pelangi banyak menggulirkan program pemberdayaan warga lorong. Kegiatan berbasis budaya kearifan lokal.

Di antaranya, Taman Literasi Quran (taliqu). Di komunitas ini juga membudayakaan sari tilawah Alquran ke dalam Bahasa Makassar.

Dalam banyak kegiatan di Komunitas tersebut, yang terlibat langsung adalah kaum ibu-ibu, anak-anak, nenek-nenek.

Agenda terbaru, membangun masjid berlantai tiga di Lorong Daeng Jakking Parang Tambung, Kecamatan Tamalate, Makassar. Yang memotori kegiatan juga juga ibu-ibu komunitas dan anak-anak.

Objek Penelitian

Bang Maman, sapaan akrab Rahman Rumaday, mengatakan, sebelum tim dari Universitas Dipanegara Makassar, sudah banyak mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi memilih Komunitas Anak Pelangi sebagai objek penelitian.

“Banyak mahasiswa melakukan penelitian karena tertarik dengan kiprah komunitas yang dalam melakukan pemberdayaan,” kata penulis buku Maharku : Pedang dan Kain Kafan ini.

Komunitas ini melakukan pemberdayaan yang nyaris tak ditemui di lorong lain di Makassar. Yang terlibat dari anak-anak hingga nenek-nenek.

Pria berkacamata ini menjelaskan juga, tahun ini, sekitar 20-an anak mendapat beasiswa masuk perguruan tinggi di berbagai kampus.

Tidak main-main, anak yang memperoleh beasiswa atas fasilitasi Komunitas Anak Pelangi itu bermukim di pulau terluar Kabupaten Kepulauan Selayar.

Jadi Motivasi

Di momen yang sama, Ketua Komunitas Anak Pelangi, Suriati Tubi, mengaku bangga dengan ibu-ibu komunitas yang mengedepankan kebersamaan dalam setiap kegiatan.

“Bangga dengan kerjasama ibu-ibu di Lorong Daeng Jakking,” kata Suriati Tubi.

Dia juga mengatakan sering kedatangan tamu luar biasa dari berbagai latar belakang.

“Kedatangan tamu luar biasa di lorong ini menjadi motiviasi bagi kami untuk berbuat lebih baik lagi,” tutur Suriati Tubi. ***

*) Muhammad Rusdy Embas, Pemimpin Redaksi MAKASSARCHANNEL.COM

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *