Pemimpin Muslim AS Ultimatum Biden Soal Agresi Militer Ke Palestina

MAKASSARCHANNEL, WASHINGTON – Dukungan Presiden Amerika Serikat Joe Biden terhadap agresi militer Israel ke Palestina memantik reaksi pemimpin Muslim di negara tersebut.

Kecaman sekaligus ultimatum serius dari pemimpin Muslim di negara bagian AS disebut-sebut bakal menyulitkan Biden terkait peluangnya maju di pemilihan presiden AS 2024.

Para pemimpin Muslim tersebut, Sabtu (2/12/2023) waktu setempat, berjanji akan menggalang komunitas mereka untuk menolak terpilihnya kembali Biden sebagai presiden.

Dilansir dari Al jazeera, kampanye #AbandonBiden mulai digaungkan saat warga Muslim Amerika di Minnesota menuntut Biden menyerukan gencatan senjata sejak 31 Oktober 2023. Aksi ini menyebar hingga Michigan,
Arizona, Wisconsin, Pennsylvania, dan Florida.

“Konferensi #AbandonBiden 2024 ini diadakan dengan latar belakang pemilihan presiden tahun 2024 mendatang dan keputusan untuk menarik dukungan kepada Presiden Biden karena keengganannya menyerukan gencatan
senjata dan melindungi orang-orang tak berdosa di Palestina dan Israel,” kata kelompok tersebut.

Press TV melansir, Partai Demokrat di Michigan telah memperingatkan Gedung Putih terkait cara Biden menangani perang di Gaza dapat menghilangkan cukup banyak dukungan dari komunitas Arab-Amerika yang
mempengaruhi hasil pemilihan presiden 2024.

Presiden dan wakil presiden Amerika Serikat dipilih oleh sekelompok pemilik suara yang sebagian besar dipilih oleh partai politik di negara bagian tersebut.

“Kami tidak punya dua pilihan. Kami punya banyak pilihan,” kata Jaylani Hussein, direktur Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) cabang Minnesota. Pernyataan ini dikeluarkan oleh Hussein saat ditanya mengenai
alternatif Biden pada konferensi pers di Dearborn, Michigan.

Dunia perpolitikan Amerika Serikat didominasi oleh dua partai, yaitu Demokrat dan Republik. Namun, tidak menutup kemungkinan bagi kandidat independen untuk mencalonkan diri.

Beberapa kandidat presiden Amerika Serikat menyampaikan penolakan mereka terhadap agresi Israel ke Gaza.

Cornel West, mantan profesor Harvard dan filsuf kulit hitam terkemuka yang mencalonkan diri sebagai kandidat independen, menyerukan gencatan senjata di Gaza dan menentang pendudukan Israel di Palestina.

Jill Stein, yang ikut serta dalam platform Partai Hijau, juga menuntut adanya gencatan senjata di Gaza.

Namun, sumbangan pihak swasta ke dalam sistem politik Amerika Serikat membuat kandidat independen lebih sedikit mendapatkan sokongan dana. Hal ini berarti kandidat independen akan sulit mengalahkan calon
kandidat dari dua partai besar.

Hingga saat ini, para pejabat Amerika Serikat menolak tekanan untuk menghentikan perang Israel dan Hamas secara permanen. Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris menegaskan pernyataan Biden bahwa Israel
mempunyai hak untuk membela diri.

Penolakan komunitas Muslim terhadap Biden bukan berarti mereka mengharapkan kembali kepemimpinan mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

“Kami tidak mendukung Trump,” ungkap Muslim Amerika.

Mereka menganggap penolakan suara terhadap Biden merupakan satu-satunya cara mengubah kebijakan negara tersebut.

Survey yang baru-baru ini diakan menunjukkan bahwa terjadi penurunan drastis dukungan Arab-Amerika dari suara mayoritas menjadi hanya 17 persen.

Penurunan suara ini berdampak penting di negara-negara bagian, seperti Michigan, di mana Biden memperoleh kemenangan dengan selisih 2,8 poin persentase dan warga Amerika keturunan Arab memperoleh 5 persen suara,
menurut Arab American Institute. (bas)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *