Meski ada hambatan di dalam realisasinya, namun ini tak sedikit pun mengubah target pembangkit EBT. Di dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2019 hingga 2028, pembangkit EBT harus mencapai 23 persen dari bauran energi pada 2025 mendatang.
Selain itu, PLN juga yakin masalah ini bisa selesai karena sebelumnya ada 10 proyek EBT yang tak bisa melakukan financial closing, namun akhirnya berani mengajukan jaminan dan diterima oleh perbankan.
Baca Juga :
Caleg Cabul Ditangkap Saat Gunting Rambut
“Kami akan menawarkan pendampingan agar proyek bisa berjalan,” ujar dia.
Tahun 2017 silam, PLN melakukan 70 PPA untuk pembangkit listrik tenaga EBT dengan total kapasitas sebanyak 1.214 MW. Hingga saat ini, tujuh pembangkit sudah beroperasi, 29 masih dalam konstruksi, 10 proyek sudah menyerahkan perencanaan, dan dua proyek terpaksa diterminasi.
Di tahun ini, rencananya akan ada 570 MW pembangkit EBT yang akan beroperasi yang diantaranya terdiri dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Rajamandala sebesar 47 MW, PLTA Poso I sebesar 120 MW, dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Jeneponto 72 MW. (mun)