MAKASSARCHANNEL, JAKARTA – Wali Kota Makassar Munafri temui Mentan Amran Sulaiman menyatakan komitmen mampu menopang ketahanan pangan nasional.
Munafri Arifuddin, mengemukakan tekad itu usai mengikuti Rakor Ketersediaan Pangan Nasional bersama Mentan Andi Amran Sulaiman, di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Kamis (9/10/2025).
Meski menyadari, Makassar bukan daerah agraris yang memiliki lahan pertanian luas, namun potensi pengembangan urban farming atau pertanian di lahan sempit sangat besar, terutama jika ada dukungan teknologi pertanian modern.
“Kota Makassar memang bukan daerah dengan lahan pertanian yang luas, tapi kami percaya bahwa teknologi dapat menjadi solusi,” Munafri.
Dia melanjutkan, “Kami ingin menjadi kota percontohan pengembangan pertanian urban yang produktif dan berkelanjutan.”
Sebagai langkah awal, kata Munafri, Pemkot Makassar mendorong pembangunan tiga unit green house percontohan di sejumlah titik strategis kota.
Gaya Hidup Urban
Kehadiran green house itu, akan menjadi pemantik (trigger) bagi masyarakat perkotaan untuk melirik pertanian sebagai bagian dari gaya hidup urban sekaligus upaya mewujudkan kemandirian pangan.
“Kami butuh minimal tiga green house percontohan sebagai edukasi dan motivasi warga kota. Dengan teknologi yang tepat, lahan sempit pun bisa produktif,” ujar Munafri.
Green house tersebut direncanakan akan dikembangkan dengan pendekatan terpadu, memadukan pertanian hortikultura, sayuran, dan teknologi irigasi modern yang efisien.
Pemanfaatan lorong-lorong kota juga menjadi bagian dari strategi ini. Makassar punya lebih dari 5.000 lorong yang bisa dioptimalkan sebagai sentra Lorong Pangan.
Pengembangan urban farming di Makassar juga sejalan dengan kebijakan Kementerian Pertanian yang tengah mendorong program Tanaman Pekarangan Bergizi.
Program ini tidak hanya bertujuan menyediakan kebutuhan pangan rumah tangga, tetapi juga membuka peluang usaha baru di sektor pertanian perkotaan.
“Kami sangat berharap bisa mengadopsi program tanaman pekarangan dari Kementan. Ini akan membuka lapangan kerja dan memperkuat ketahanan pangan warga Makassar,” ungkap Appi yang juga politisi Partai Golkar.
Meski dikenal sebagai kota metropolitan, Makassar masih memiliki sisa lahan sawah sekitar 30 persen dari total wilayahnya.
Namun, sebagian besar merupakan daerah irigasi tadah hujan yang rentan mengalami penurunan produktivitas.
Dukungan Pemerintah Pusat
Untuk itu, Munafri meminta dukungan pemerintah pusat dalam bentuk alat dan mesin pertanian (alsintan) serta infrastruktur pendukung agar lahan pertanian yang tersisa tidak beralih fungsi menjadi kawasan permukiman atau industri.
“Kami mohon ada bantuan mesin pengolah tanah seperti traktor dan combine harvester. Kami ingin lahan pertanian yang masih ada bisa dimaksimalkan produksinya, bukan malah terkonversi jadi kawasan pembangunan,” tegas Munafri.
Yang menarik, strategi pertanian urban di Makassar akan diintegrasikan dengan sistem pengelolaan sampah berbasis ekonomi sirkular.
Sampah organik rumah tangga akan dikelola menjadi pupuk kompos yang digunakan untuk mendukung pertanian lorong.
“Kami sedang merancang sistem pertanian yang terintegrasi dengan pengelolaan sampah. Dari dapur ke kebun, dari kebun ke meja makan. Ini akan menciptakan siklus ekonomi yang sehat dan berkelanjutan,” urai Munafri.
Program ini juga akan melibatkan komunitas pertanian kota, khususnya kelompok tani lorong, untuk membudidayakan berbagai komoditas hortikultura seperti cabai, tomat, terong, dan tanaman sayuran lainnya.
Dalam pertemuan tersebut, Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman, menyampaikan apresiasi atas inisiatif Pemkot Makassar.
Ia berkomitmen untuk memberikan dukungan teknis melalui jajaran direktorat jenderal di bawah Kementerian Pertanian.
Munafri menyatakan bahwa pihaknya segera menyiapkan proposal teknis yang lebih rinci untuk mendapatkan dukungan anggaran dan bantuan langsung dari kementerian.
“Alhamdulillah, Pak Menteri sangat merespons baik. Kami akan segera berkoordinasi lebih teknis dengan jajaran Dirjen agar program ini cepat terealisasi,” tambahnya.
Sinergi OPD dan Penguatan SDM
Dalam kunjungan ke Kementan tersebut, Wali Kota Munafri datang bersama jajaran penting Pemkot Makassar.
Mereka adalah, Sekda Andi Zulkifly Nanda, Ketua Tim Ahli Pemkot Andi Hudli Huduri, Kepala Dinas Perikanan dan Pertanian (DP2) Aulia Arsyad, serta Kepala Bapenda Asminullah.
Kepala DP2 Makassar, Aulia Arsyad, menyebut, dalam pertemuan tersebut, Pemkot juga mengusulkan bantuan konkret.
Seperti Program Pekarangan Pangan Lestari (P2L) Pembangunan green house skala komunitas alat dan mesin pertanian: combine harvester, traktor roda dua (TR2) dan roda empat (TR4).
“Kami fokus agar bantuan dari Kementan bisa mendukung masyarakat lorong dan kelompok tani kota dalam menciptakan kemandirian pangan,” jelas Aulia.
Dengan semua program yang tengah dirancang, Munafri optimistis, Makassar akan menjadi model kota besar yang mampu menyelaraskan pembangunan modern dengan prinsip keberlanjutan dan kedaulatan pangan.
“Makassar bisa jadi contoh bahwa keterbatasan lahan bukan alasan untuk tidak berdaulat pangan. Justru ini tantangan yang harus dijawab dengan inovasi dan kolaborasi,” kata Appi, sapaan akrab Munafri Arifuddin. ***













