Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sulsel Mohammad Hasan SH MH ketika membuka Seminar dan Bedah Buku Novel Noni Societeit de Harmonie karya Yudhistira Sukatanya di Hotel Gammara, Jalan Metro Tanjung Bunga, Makassar, Senin (17/2/2020). (Foto : Ist/ Dok Rusdin Tompo)
MAKASSARCHANNEL.COM – “Sepuluh kali kita bicara, tidak terlalu diingat, tapi satu goresan seorang penulis akan abadi, apalagi jika punya nilai sejarah,” begitu disampaikan Mohammad Hasan, SH, MH, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan, ketika membuka Seminar dan Bedah Buku Novel Noni Societeit de Harmonie” karya Yudhistira Sukatanya di Hotel Gammara, Jalan Metro Tanjung Bunga, Makassar, Senin (17/2/2020).
Menurut Mohammad Hasan, acara diskusi dan bedah buku itu bukan semata-mata merupakan momen bagi penulisnya, tapi juga merupakan momen historis bagi bangsanya.
“Itu sebabnya, profesi penulis perlu dihargai karena mereka membuat karya yang terus dapat dibaca, dipelajari, dan diwariskan bagi generasi selanjutnya,” katanya.
Mohammad Hasan juga menyampaikan rencana Festival Aksara Lontaraq, pertengahan tahun ini, untuk mengangkat harkat, martabat, dan gengsi masyarakat Bugis Makassar. Karena tidak banyak bangsa-bangsa di dunia yang punya aksara sendiri.
Mantan Kepala Unit Pelaksana Teknis Badan Pendapatan Daerah Wilayah Gowa ini sempat membacakan salah satu penggalan puisi dalam novel yang dibedah.
Tonton Videonya:
https://www.youtube.com/watch?v=oXMQjaOX8AI
“Aksara itu menunjukkan budaya dan peradaban suatu bangsa,” kata Mohammad Hasan.
Dia berencana, menjadikan aksara lontaraq sebagai tulisan yang jadi penunjuk layanan publik sehingga lebih memasyarakat.
Diungkapkan juga rencana Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan yang akan menggelar Jambore Literasi di Kabupaten Bantaeng.