MAKASSARCHANNEL, MAKASSAR – Seorang guru asal Rantepao Toraja mengaku lupa keluarga saat mengikuti bimbingan teknis (Bimtek).
“Karena canda dan tawa saya lupa keluarga di rumah. Baru ingat, saat mau tidur,” kata guru SMPN 1 Rantepao, Toraja Utara, Marlin Toding Bua, saat menyampaikan pesan dan kesan selama mengikuti bimtek.
Marlin Toding Bua, salah seorang dari 200 guru peserta Pilotting Project Bimtek Peningkatan Kompetensi Guru melalui Seni dan Multimedia yang diselenggarakan oleh Balai Besar Guru Penggerak Sulawesi Selatan.
Bimtek yang berlangsung selama empat hari di Hotel Harper Makassar itu diikuti 200 guru berbagai jenjang pendidikan dari kabupaten dan kota se Sulawesi Selatan.
Marlin Toding mengatakan, selama Bimtek, suasana ceria dan tawa selalu mewarnai bimtek.
Meski mengaku sedih karena harus berpisah setelah empat hari bertemu, namun Marlin Toding mengatakan, akan rutin berkomunikasi melalui grup.
Adaptasi Materi
Marlin Toding mengatakan, akan mengadaptasi materi dari narasumber hebat yang sangat mumpuni hebat dalam format berbagi.
“Bimtek ini sangat kami perlukan menghadapi generasi Z yang sangat luar biasa dan kritis,” Kata Marlin Tiding.
Sementara itu guru SMP NEGERI 1 Mattirosompe, Kabupaten Pinrang, Nurhidayah, mengatakan, sangat banyak manfaat yang diperoleh selama ikut Bimtek.
“Materinya yang sangat fresh. Beda dengan Bimtek biasanya,” kata Nurhidayah.
Dia menambahkan, “Banyak teman baru selama bimbingan teknis. Itu manfaat yang sangat luar biasa.”
Karena materi dari narasumber baru, menurut Nurhidayah membuat Bimtek tidak membosankan.
“Bahkan, untuk durasi empat hari, rasanya belum cukup,” kata Nurhidayah.
Dia mengatakan, integrasi seni dan multimedia dalam pembelajaran ternyata sangat penting diterapkan di kelas.
“Dengan seni, akan membuat suasana kelas terus hidup dan pembelajaran pun menyenangkan,” kata Nurhidayah.
Dia melanjutkan, “Tidak sampai di situ saja, jika pembelajaran dibumbui seni kemudian ditambah lagi dengan pemanfaatan multimedia maka suasana kelas yang didambakan oleh setiap guru akan terwujud.”
“Intinya, saya sangat bersyukur diundang mengikuti Bimtek ini,” imbuh Nurhidayah.
Pembelajaran Berkualitas
Hal senada disampaikan Zulkifli, salah seorang guru dari Pulau Lilikan, Kecamatan Liukang Tangaya, Kabupaten Pangkep.
“MasyaAllah, banyak sekali manfaatnya Bimtek ini,” kata Zulkifli yang tiba di Makassar setelah menempuh perjalanan laut selama 14 jam.
Zulkifli mengajar di SDN 33 Lilikang, Kecamatan Liukang Tangaya, Kabupaten Pangkajene Kepulauan. Salah satu pulau terluar dan tertinggal di Sulsel.
Dia mengatakan, materinya sangat mendukung peningkatan kompetensi guru dan akan berpengaruh pada kualitas pembelajaran di kelas.
“Sharing dengan guru-guru hebatnya Sulsel sehingga banyak mendapatkan inspirasi dan praktik baik untuk bisa mengaplikasikan di sekolah,” lanjut Zulkifli.
Dia menambahkan, “Semua materi cocok untuk mewujudkan pendidikan atau pembelajaran yang berkualitas.”
Zulkifli mengaku sangat terkesan ketika belajar integrasi seni dan multimedia dalam pembelajaran.
“Ilmu ini baru didapatkan dalam pelatihan ini,” kata Zulkifli.
“Terima kasih BBGP Sulsel atas kesempatan yang diberikan,” kata Zulkifli.
Cuaca Ekstrem
Guru salah satu sekolah di kawasan pulau terluar Sulsel ini, beberapa kali berpindah perahu untuk sampai di Makassar.
Dia mengaku, harus menyeberang ke pulau tetangga yang kebetulan ada perahu tujuan Makassar.
“Saya harus nyeberang ke pulau lain dulu, karena jadwal kapal ke Makassar dari Pulau Lilikang hanya dua kali sebulan,” ungkap Zulkifli.
Perjuangan melelahkan dan menantang cuaca ekstrem menuju Makassar untuk ikut Bimtek yang diselenggarakan oleh BBGP Sulsel menurut Zulkifli berbuah maksimal.
Selama empat hari Bimtek, menurut Zulkifli, narasumber memberi ilmu yang sangat luar biasa dan belum pernah dia dapatkan dalam berbagai pelatihan peningkatan kompetensi. (re)