Memasuki usia ke-14, sosok Komunitas Anak Pelangi (K-Apel) kian menarik perhatian berbagai elemen masyarakat. Khususnya kalangan perguruan tinggi.
Selain menjadikan komunitas ini sebagai objek penelitian terkait kegiatan pemberdayaan masyarakat lorong, sejumlah lembaga mulai menjajaki, bahkan sudah ada yang melakukan kerja sama. Baik formal maupun nonformal.
Teranyar, Yayasan Kebudayaan Aruna Ikatuo menandatangani naskah kerja sama dalam pembentukan Kampus Lorong, 1 September 2024.
Penandantanganan naskah MoU antara Komunitas Anak Pelangi dan Yayasan Kebudayaan Aruna Ikatuo itu berlangsung di acara syukuran 14 tahun komunitas yang care dengan pemberdayaan potensi lorong itu.
Lurah Parang Tambung Andi Anugrah Tenri dan Pembina K-Apel Rusdin Tompo menyaksikan penandatanganan naskah MoU yang dilakukan Founder Komunitas Anak Pelangi Rahman Rumaday dan Ketua Yayasan Kebudayaan Aruna Ikatuo Indonesia Sumarlin Rengko HR.
Di momen istimewa itu, selain penandatanganan MoU program pemberdayaan warga lorong, berlangsung juga soft launcing buku Jika Saya Menjadi Wali Kota Makassar yang berisi karya 31 penulis Sulawesi Selatan.
Kembali ke pembentukan Kampus Lorong. Jangan membayangkan, dalam lorong yang hanya selebar semeter lebih itu bakal berdiri bangunan megah layaknya kampus ternama.
Karena yang menjadi kampus adalah Lorong Daeng Jakking dan sekitarnya. Lorong tersebut terletak di Jalan Daeng Tata III, Kelurahan Parang Tambung, Kecamatan Tamalate, Makassar.
Lorong Daeng Jakking dengan segala pernak-perniknya akan menjadi kelas belajar dan laboratorium pemberdayaan warga lorong. Tempat menggali dan memaksimalkan potensi lorong untuk kesejahteraan warga.
Sepanjang lorong, akan berfungsi sebagai kampus bagi warga binaan K-Apel. Dari anak-anak hingga nenek-nenek menimba ilmu.
Meski tak memiliki bangunan megah dengan ruangan berpendingin AC, Kampus Lorong ini punya kurikulum sebagai panduan melakukan pembelajaran.
Komunitas Anak Pelangi sudah punya agenda pembelajaran untuk pemberdayaan warga. Kurikulum tersebut akan disinergikan dengan model pembelajaran yang diusung Yayasan Kebudayaan Aruna Ikatuo.
Posisi lorong hanya sepelemparan batu dari Kantor Lurah Parang Tambung. Lorong di sisi kanan kantor lurah itu terkoneksi dengan lorong lain melalui jalan yang lebih sempit.
Kendati lorong tersebut relatif sempit dan hanya cocok dilalui kendaraan roda dua saja, tampilannya kini sudah terlihat makin cantik dibandingkan masa-masa awal K-Apel membangun kesadaran warga.
Kehadiran Andi Anugrah Tenri Esa sebagai Lurah Parang Tambung membawa berkah buat Lorong Daeng Jakking dan sekitarnya.
Lorong yang sebelumnya akrab dengan genangan saat musim hujan tiba, kini sudah tertata rapi dan bersih.
Andi Tenri, sapaan akrab Lurah yang murah senyum itu, sangat respek dengan aktivitas binaan Kominutas Anak Pelangi. Mulai dari anak-anak hingga nenek-nenek.
“Saya bangga denga ibu-ibu di lorong ini. Saya akan selalu menyiapkan waktu untuk hadir jika ada kegiatan ibu-ibu lorong,” kata Andi Tenri mengapresiasi aktivitas ibu-ibu Lorong Daeng Jakking dan sekitarnya.***
*) Muhammad Rusdy Embas, Pemimpin Redaksi MAKASSARCHANNEL.COM