MAKASSARCHANNEL, BULUKUMBA – Kemarau panjang menyebabkan sedikitnya 981 hektare sawah di Bulukumba kekeringan dan berpotensi gagal panen.
Jumlah areal sawah yang kekeringan sebanyak 981 hektare itu melonjak drastis dibandingkan beberapa waktu lalu yang baru 170 hektare.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bulukumba, Tayyeb Manangkasi, Rabu (27/9/2023), mengatakan, “Sekarang bertambah menjadi 981 hektare sawah mengalami kekeringan.”
Tayyeb Manangkasi, mengatakan, kekeringan banyak terjadi di Kecamatan Gantarang, Kecamatan Bulukumpa, dan Kecamatan Kajang. Kekeringan akibat kemarau panjang ini bisa menyebabkan padi terancam gagal panen.
“Rata-rata terkena kemarau ini adalah petani yang lambat menanam,” kata Tayyeb.
Dikatakan, padi yang kekeringan itu tidak lagi dapat diselamatkan. Sebab di sekitar sawah sudah tak ada sumber air. Selama kemarau ini debit air terus berkurang.
“Jadi meskipun ada mesin pompa juga sulit jika mamang di sekitar sawah sudah tak miliki sumber air,” katanya.
Tayyeb menawarkan kepada kelompok tani mendapatkan bantuan benih dari pemerintah pusat dan provinsi pada musim tanam berikutnya.
Selanjutnya, mengarahkan kelompok tani untuk mengikuti program AUTP (Asuransi Usahatani Tanaman Pertanian). Berkoordinasi dengan PUTR terkait pengoptimalan fungsi P3A/GP3A untuk pembagian air ke jaringan tersier berdasarkan kebutuhan. (aas)