Lanjut Rizal, tanggapan dari dua anggota Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf itu tidak cerdas. Apalagi keduanya menggunakan analogi bahwa kebutuhan pembangunan infrastruktur di Indonesia sama dengan di Tiongkok.
“Itu retorika yang tidak cerdas, dia (kubu 01) bandingkan sama Cina, ngawur berat, Cina itu pertumbuhan ekonominya 12 persen selama 25 tahun. Jadi kalau dia (Tiongkok? bangun infrastruktur jor-joran nggak ada masalah karena (pertumbuhan) ekonominya kan 12 persen, pasti akhirnya uangnya balik, invesmentnya,” ujarnya.
Baca Juga :
Luhut Bagi-bagi Amplop ke Kyai, Ini Pembelaan GP Ansor
Menurut Rizal, hal tersebut berbanding terbalik dengan pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang belum menyentuh angka 10 persen setiap tahunnya. Karena itu, Rizal menginginkan pembangunan infrastruktur menyesuaikan perekonomian Negara.
“Lha ini ekonomi (pertumbuhan ekonomi Indonesia) bisanya cuma 5 persen, mandek di 5 persen mau bangun (infrastruktur) jor-joran, akhirnya (pakai) uang negara, jangan dong,” katanya.
“Akhirnya seperti jalan tol Pantura aja, rugi Rp 300 Miliar setahun. Terus yang lewat jalan tol kebanyakan mobil pribadi kan, dan yang truk malah lewat jalan biasa, masak (yang mobil pribadi) disubsidi Rp 1 miliar setiap hari selama 10 tahun,” imbuh Rizal. (wan)