“Cuma, belum ada koran, karena saya malas buat koran, tapi aktif teman- teman di bawah,” kata Ahmad Jais melalui telepon selularnya.
Ahmad Jais juga mengaku memegang banyak jabatan ketua di sejumlah organisasi. Mulai dari ketua koperasi, LSM, wartawan, dan beberapa organisasi lainnya.
“Jadi saya sudah pegang banyak ketua. Mulai ketua koperasi, LSM, wartawan. Tinggal ketua DPR. Makanya, saya berupaya memegang jabatan ketua DPRD,” kata Jais yang pada pileg 2019 terpilih sebagai legislator PKS rai dapil III Kabupaten Takalar.
Baca Juga :
Wali Kota Meksiko Dipaksa Berpakaian Perempuan Dan Diarak Keliling Kota
Kendati menyebut sudah menjadi ketua di banyak organsiasi, namun Ahmad Jais enggan menyebut nama organiasinya, termasuk media tempatnya bekerja.
Tentang klaimnya sebagai ketua organisasi wartawan, Ahmad Jais mengatakan, “Sudah lama aktif bersama teman-teman di Makassar. Dan hanya mengirim berita ke Pak Jamaluddin. Kalau medianya bukan koran tetapi media online namanya Suara Bhinneka. Sementara nama LSM- nya Fakmetik(Forum Pengembangan Kader, Pemuda, dan Etika).”
Terkait berita aduan PWI Takalar terhadap dirinya yang dianggap menghina profesi wartawan yang sempat viral, Ahmad Jais melalui WA, Rabu(7/8/2019), menulis, “Memang Daeng, kalo hanya kata-kata itu yang dijadikan dasar, tidak ada delik pencemaran nama baiknya, karena lebih ke semacam kritikan yang positif ji. Dan ini meurut teman saya ahli bahasa di Jakarta.”
Terpisah, Ketua PWI Perwakilan Takalar, Maggarisi Saiye, melalui telpon, Kamis (8/8/2019), mengatakan, dalam alam demokrasi dan keterbukaan seperti saat ini, kritik itu sangat dibutuhkan agar tercipta harmoni dalam bermasyarakat. Tetapi itu harus berdasarkan fakta.
“Kalau ada orang mengaku wartawan kemudian melakukan kritik atau kontrol tidak berdasarkan fakta maka itu bisa dikatakan wartawan abal-abal. Karena wartawan adalah profesi yang memuliakan fakta,” tandas Maggarisi. (kin)
