Polda Sulsel Gerebek Penimbun Pupuk

Tim Resmob Polda gerebek penimbun pupuk bersubsidi di kawasan pergudangan Jl Lantebung, Biringkanaya, Makassar, amankan 3 orang

MAKASSARCHANNEL, MAKASSAR – Tim Resmob Polda Sulsel gerebek penimbun pupuk bersubsidi di kawasan pergudangan Jl Lantebung, Biringkanaya, Makassar.

Dalam penggerebekan itu, Tim Resmob Polda Sulsel mengamankan barang bukti, satu truk tongkang merek Izusu 6 roda beserta muatan sekitar 6 ton pupuk.

Barang bukti lainnya, satu truk tongkang merek canter enam roda dengan muatan sekitar 6 ton pupuk.

Satu truk bak terbuka merek canter enam roda dengan muatan sekitar 4 ton pupuk.

Polisi mengamankan satu truk tongkang merek dyna 10 roda bermuatan 29 ton pupuk, beserta tiga orang yang diduga terlibat dalam kasus itu.

Amankan 3 Orang

Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Sulsel Kombes Jamaluddin Farti, yang dikonfirmasi membenarkan adanya penggerebekan itu.

“Iya, penggelapan atau pencurian pupuk bersubsidi. Tiga orang ditahan,” jelas Kombes Jamaluddin, Minggu (17/3/2024) malam.

Penimbunan pupuk bersubsidi itu sangat miris karena sejumlah petani di berbagai di wilayah Sulawesi Selatan sulit mendapatkan pupuk subsidi.

Mereka berharap pasokan pupuk subsidi bisa mencukupi ketika mereka menggenjot produktivitas agar tidak terjadi kelangkaan beras.

Sebelumnya, petani di Kabupaten Sinjai mengeluhkan kelangkaan pupuk bersubsidi saat mereka butuh, tidak bisa mendapatkan pupuk bersubsidi. Minggu, (28/1/2024).

Gagal Panen

Mereka membutuhkan pupuk agar tidak gagal panen. Namun masih sulit mendapatkan pupuk bersubsidi sesuai kebutuhan.

Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Sinjai, Kamaruddin, Minggu (28/1/2024, menjelaskan petani tidak bisa mendapatkan pupuk.

Rencana Defenitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) pupuk subsidi yang tertolak sistem aplikasi karena data tidak valid pada aplikasi RDKK yang terkoneksi dengan aplikasi Kependudukan.

Ada juga yang tertolak pada Sistem Informasi Manajemen Penyuluhan Pertanian (SIMLUHTAN) Kementerian Pertanian.

Surati Kementan

Menurut Kamaruddin, data petani yang tertolak aplikasi ini menyebar pada beberapa kecamatan, yaitu Tellulimpoe sebanyak 1445 orang.

Di Kecamatan Bulupoddo 600 orang, Sinjai Borong 457, Sinjai Selatan 457, Sinjai Tengah 172, Sinjai Timur 17, dan Sinjai Utara 9 orang.

Kamaruddin mengklaim telah melakukan antisipasi dengan bersurat ke Kementerian Pertanian agar data petani yang tertolak di e-RDKK mendapat solusi.

Pengurus Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Sinjai, Awaluddin Adil prihatin nasib ribuan petani yang tidak memperoleh pupuk bersubsidi hanya karena persoalan sistem aplikasi.

“Seharusnya sejak awal tertolak data, pihak berwenang melakukan langkah dan sigap memfasilitasi. Tidak membiarkan petani tak mendapatkan pupuk bersubsidi,” ujarnya.

Tanam Jagung

Awal tahun 2024, petani di Sinjai menanam jagung. Hanya saja, harga jagung saat panen raya anjlok di Rp2.800 per kilogram.

Petani di Bone juga mengeluhkan pembatasan pembelian pupuk subsidi, seperti dialami petani jagung di Kecamatan Amali, Ahmad.

“Pupuk subsidi yang dulunya biasa kami beli bisa sekitar 8 sak, sekarang hanya bisa 4 sak” katanya.

Ia mengatakan pembatasan pupuk subsidi tersebut mempengaruhi hasil panen. Kalau sebelumnya bisa produksi 10 ton, sekarang hanya dapat 5 ton.

Petani menengah ke bawah belum bisa membeli harga pupuk non subsidi karena harga diberikan mahal.

“Tidak seberapa harganya itu jagung, belum lagi pupuknya mahal, bibitnya mahal, perawatannya mahal. Kami hanya untung sedikit,” ujarnya. (ade)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *