MAKASSARCHANNEL, JAKARTA – Continuum Big Data mencatat NasDem sebagai partai paling populer diperbincangkan di media sosial Twitter. Itu terjadi lantaran langkah partai tersebut mendukung Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden (capres).
“Yang paling populer ini. Yang pertama adalah, NasDem dengan 140.884 perbincangan,” kata Data Analyst Continuum, Maisie Sagita, dalam diskusi Continuum Analisis Big Data: Popularitas Partai Politik dalam Perbincangan Publik di Media Sosial yang digelar daring, Minggu, 25 Juni 2023.
Urutan kedua adalah PDIP dengan 109.872 perbincangan. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang juga mengusung Anies Baswedan sebagai Bacapres berada di peringkat ketiga dengan 39.542 perbincangan. Posisi selanjutnya adalah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 38.081 perbincangan; Partai Gerindra 35.350 perbincangan.
Sementara itu, partai politik (parpol) lain memiliki angka perbincangan di bawah 35 ribu yakni; Partai Golkar, Partai Demokrat, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Buruh, dan Perindo.
Maisie mengatakan, tren lima parpol yang sering diperbincangkan tertinggi di Twitter itu karena sudah menyatakan sikap terhadap figur bakal capres.
Misalnya, NasDem dan PKS mendukung Anies. Kemudian, PDIP mengusung Ganjar Pranowo dan Gerindra mendukung pencapresan Prabowo Subianto. Sedangkan, PKB dinilai terpecah, ada yang mendukung Prabowo dan ada yang mendukung Anies.
Baca Juga :
Hadiri Milad PKS, JK Ingatkan Sejarah Kejatuhan Soekarno Dan Soeharto
Maisie mengatakan, parpol yang mendapat popularitas perbincangan di Twitter belum tentu diimbangi dengan perbincangan positif. Karena, ada pula yang dibincangkan secara negatif.
NasDem mendapat 77 persen proporsi perbincangan positif dari total 140.884 perbincangan. Sementara, PDIP dari total 109.872 perbincangan mendapat 72 persen perbincangan positif.
“Kalau melihat popularitas partai-partai lain masih jauh di bawah dua partai ini yaitu NasDem dan PDIP,” ucap Maisie.
Penelitian ini menggunakan metodologi mengamati bot/ buzzer free di Twitter pada 1-31 Mei 2023. Bot/buzzer free digunakan untuk memastikan data yang digunakan adalah berasal dari akun-akun masyarakat dan bukan robot atau buzzer. Sehingga, informasi yang didapatkan mewakili aspirasi masyarakat.