MAKASSARCHANNEL.COM – Akhir pekan lalu, matahari berayun, namun suasana di Jl. Abd Kadir Makassar, terlihat lengang, mungkin karena rinai hujan baru saja berlalu sehingga masyarakat enggan keluar rumah.
Sore itu, saya bersama seorang sahabat menikmati hawa sejuk Sungai Jenebarang di sebuah gubuk kecil tempat para pemancing ikan air tawar menyiapkan alat pancingnya. Sambil menyaksikan anak-anak dari pembudi daya ikan nila, yang memakai gabus sebagai rakit untuk mengumpulkan lumut untuk makanan tambahan ikan nila piaraan (budidaya) orang tua mereka.
Sahabat saya bernama Udien ini menyajikan dua gelas kopi khas racikannya, sembari menikmati alunan tembang kenangan dari kanal RRI melalui sebuah radio jadul milik Udien.
Dalam sepeminum teh, saat warta berita, terdengar ada wawancara langsung dengan Kajari Bukittinggi, Ferry Taslim, tentang program bantuan hukum gratis. Sayangnya, karena gangguan teknis wawancara itu tak bisa saya ikuti secara utuh.
Setelah lama membatin, mengenang canda dan tawa lelaki Minang bernama lengkap H Ferry Tas Datu Toembidjo, kala masih menjabat Kejari Takalar selama kurang lebih lima tahun ini.
Baca Juga :
Surat Suara Tercoblos di Malaysia, Bawaslu Singgung Nama Anak Dubes Rusdi Kirana
Suatu hari seusai salat Asar, saat kami duduk-duduk bersama dalam Mushalla Baitul Adli Kejari Takalar, Ferry berkata, “Jangan sampai hanya karena harta dan jabatan, sehingga kita lupa diri. Jadi sombong dan angkuh, karena semua yang ada pada diri kita hanya titipan-Nya. Kapan saja, kalau Dia ingin mengambil maka tak ada yang mampu mengahalangi. Olehnya itu, berupayalah untuk selalu berbagi dan berbuat kebaikan, minimal berbagi senyum.”
Pesan bijak di lantai dua Mushallah Baitul Adli itu hingga kini tetap jadi kenangan, meski penuturnya sudah bertugas di tempat lain.
Selesai menyeruput kopi racikan Udien, saya pun pamit. Via Whatsapp, Jumat (12/4/2019), Ferry Tass, membenarkan ada wawancara dengan RRI Bukittinggi, tentang program bantuan hukum gratis, yang baru-baru ini dicanangkan.