MAKASSARCHANNEL, MAKASSAR – Pj Gubernur Sulawesi Selatan Bahtiar Baharuddin melaunching aplikasi Inzting di Rujab Gubernur Sulsel, Makassar, Selasa (3/10/2023) malam.
Inzting merupakan akronim dari Ikhtiar men-Zerokan Stunting. Aplikasi ini merupakan pusat data perkembangan angka stunting di Sulawesi Selatan.
Pj Gubernur Sulsel Bahtiar ingin adanya pusat data satu pintu di tingkat provinsi.
“Pertama ada data dulu, satu data karena uang yang terbatas ini harus bisa terkonsolidasi. Maka harus berangkat adanya teknologi,” katanya.
Dia menambahkan, “Wilayah kita ini ada di pulau-pulau, ada di gunung-gunung, ada lembah-lembah. Jadi saya ingin ada satu data digunakan oleh seluruh kabupaten kota semua gitu. Selama ini kan beda-beda, kabupaten ini pakai data ini, provinsi lain lagi.”
Angka stunting di Sulsel menurutnya masih tinggi. Sedangkan target pemerintah di 2024 bisa ditekan hingga 14 persen.
“Sulsel kita cukup tinggi karena kita angkanya 27 kan? Sementara rata-rata nasional 2024 harus 14 persen. nah makanya kawan-kawan saya ingatkan di delapan arah kebijakan pemerintah,” jelasnya.
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengaku terobosan aplikasi Inzting sangat lengkap. Pemantauan dilakukan sebelum menikah hingga melahirkan anak.
“Tadi saya pelajari apliksinya, di sini dari hulu sampai hilir. Mulai dari remaja, mau nikah, hamil dan setelah melahirkan sampai batita. Ini tercover semua di aplikasi Inzting,” jelasnya.
Hasto menyebut kesenjangan antar daerah di Sulsel masih tinggi. Hal ini membuat kondisi stunting masih di angka 27 persen.
“Kondisi stunting di Sulsel memang 27 persen, kemudian kesenjangan antara daerah memang tinggi. Kuncinya, tidak melahirkan stunting baru,” katanya.
Dua langkah yang harus ditempuh Pj Gubernur Bahtiar menurutnya mencegah dan menangani.
Bahtiar yang didapuk jadi ketua tim tugas pendamping stunting di Sulsel ditantang untuk mampu mencegah lahirnya angka stunting baru.
Di saat bersamaan, juga bertugas memenuhi kebutuhan asupan anak stunting. Ada sekitar 4.254 anggota tim yang tersebar di 24 kabupaten kota.
Anggotanya terdiri dari bidan, nakes, kader TP PKK dan KB. Sasaran pendampingan mulai dari calon pengantin (catin). Kemudian ibu hamil, lalu pascapersalinan serta pendampingan anak 0-5 tahun. (har)