BAZNAS Makassar Jadi Rujukan

BAZNAS Makassar jadi rujukan bagi daerah lain di tanah air dalam mengelola zakat, infaq, dan sedekah (ZIS)

MAKASSARCHANNEL, MAKASSAR – BAZNAS Makassar jadi rujukan bagi daerah lain di tanah air dalam mengelola zakat, infaq, dan sedekah (ZIS).

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Sulawsi Barat mengunjungi lembaga nonstruktural yang berkantor di Jl Teduh Bersinar itu, Senin 15 Mei 2023. Mereka belajar menggunakan Sistem Informasi Manajemen BAZNAS (SIMBA).

Sebelumnya, BAZNAS dari Lampung dan Gorontalo, serta Bontang juga mengunjungi BAZNAS Makassar melakukan studi tiru.

Senin, 22 April 2024, lima komisioner BAZNAS Makassar; Ashar Tamanggong, Ahmad Taslim, Jurlan Em Saho’as, Waspada Santing, dan Syahruddin Mayang menerima pimpinan BAZNAS Kota Palopo.

Turut mendampingi Kabag I Astin Setiawan, Kabag III Badal Awan, dan Kabag IV Andi Fifi Nurinda Ragani.

Unit Pengumpul Zakat Masjid

Hadir pula pembina Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Masjid Darul Muttaqin Minasaupa dan UPZ Masjid Nurul Jihad Kompleks IDI Makassar, serta Wakil Ketua II BAZNAS Kepulauan Selayar, Leonardo M Siregar.

Ketua BAZNAS Kota Palopo As’ad Syam memuji keunggulan BAZNAS Makassar, sehingga datang berdiskusi seputar cara menggali potensi penerimaan zakat.

Khususnya, zakat yang wajib dikeluarkan setiap muslim dari hartanya yang melebihi nisab dan telah mencapai masa kepemilikan selama satu tahun.

Ketua BAZNAS Kota Palopo As’ad Syam didampingi Wakil Ketua Sumarsono dan Muslimin mengaku ingin mengetahui sinergi BAZNAS Makassar dengan UPZ.

Pasalnya, pencapaian maksimal atas pengumpulan zakat maal oleh UPZ di setiap masjid di Kota Daeng relatif besar.

As’ad Syam pengalaman BAZNAS Makassar akan diadaptasi menggali berbagai potensi zakat di Palopo. Termasuk mempelajari kiat UPZ.

Palopo Punya 204 Masjid

As’ad Syam menyebutkan, ada 204 masjid Kota Palopo dan, baru 150 yang memiliki UPZ. Itupun penerimaan masih didominasi zakat fitrah.

“Target RKT tahun ini, sekitar Rp1 miliar. Tetapi baru Rp559 juta. Penerimaan tertinggi hanya Rp16 juta zakat maal,” ujar As’ad.

Kepada tamunya, komisioner BAZNAS Makassar mengatakan, tidak memahami alasan BAZNAS dari daerah lain melakukan studi tiru di Makassar.

Kendati demikian, pihaknya tetap bersyukur bisa berbagi pengalaman, bisa berbagi kiat sukses ber-BAZNAS.

Utamanya, membangun komitmen yang kuat dengan para muzakki, termasuk UPZ Masjid.

Selain UPZ Masjid, BAZNAS Makassar juga mampu mengelola tetapi dapat juga menjalin kerja sama lintas sektoral.

Utamanya, dari pemerintah kota hingga aparat keamanan. Salah satunya, dengan Polres Pelabuhan Makassar. Kini sedang membangun komunikasi dengan Polwiltabes Makassar.

Libatkan Seluruh Komponen

Komisioner BAZNAS Makassar menjelaskan juga sukses UPZ masjid melakukan secara tim.

Melibatkan seluruh komponen, utamanya pemerintah Kota Makassar, berbagai lembaga pemerintah, termasuk masyarakat, dan para muzakki melalui sosialisasi intensif.

Berbagai program unggulan yang lahir dari rahim BAZNAS Makassar berdampak besar.

Inovasi itu antara lain; Saudagar Tangguh Baznas yang dikemas dalam bentuk Bantuan Operasional Dhuafa Produktif atau BOS’DP.

Melalui skema bantuan tersebut banyak pelaku UMKM yang kurang memiliki kemampuan atau kecakapan meningkatkan produktivitas yang sudah menerima manfaat.

Program SeJuTa

Program lainnya adalah, bantuan pendidikan bagi anak anak kaum duafa mulai SD, SMP, MIN, MTsN, MAN, hingga S1.

Sunatan massal, pembagian makanan di kantong-kantong kemiskinan, perkampungan kumuh, hingga di emperan jalan dan toko melalui Program SeJuTa.

Ashar Tamanggong menjelaskan, “Dalam menjalankan semua program tersebut, BAZNAS Makassar juga melibatkan seluruh komponen, utamanya Pemerintah Kota Makassar.”

“Termasuk berbagai lembaga pemerintah, organisasi kemasyarakatan, hingga para muzakki, dan tentunya para pengurus UPZ masjid,” katanya melalui rilis.

“Mereka bisa melihat langsung program BAZNAS Makassar. Sehingga UPZ masjid dan lainnya tergugah karena penyaluran bantuan tepat sasaran,” tutur Ashar Tamanggong.

BAZNAS Makassar juga memiliki sederet program, utamanya di bidang kesehatan, kemanusiaan, dakwah dan advokasi, serta ekonomi.

Kelima program ini, tidak boleh keluar dari delapan golongan penerima. Yakni, fakir, miskin, amil, muallaf, riqab, gharimin, fisabilillah dan ibnu sabil.

Dalam menjalankan program kerja tahunan, BAZNAS berpegang teguh pada tiga aman. Yakni, Aman Syar’i, Aman Regulasi, dan Aman NKRI. (re)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *