MAKASSARCHANNEL, BELOPA LUWU – Sedikitnya 1.468 hektare sawah di Luwu terancam tidak ditanami padi karena kerusakan Bendungan Radda di Kecamatan Belopa.
Lahan seluas 1.468 hektare yang terancam tidak ditanami padi itu terletak di Kecamatan Suli dan Belopa. Petani terpaksa tanam jagung.
Kontributor MAKASSARCHANNEL dari Suli Luwu, melaporkan, Bendungan Radda rusak setelah diterjang banjir bandang pada Mei 2024. Akibatnya, suplai air ke sawah-sawah terhambat.
“Belum ada yang turun sawah karena bendungan rusak sejak banjir tahun lalu. Dampaknya terasa di Desa Malela, Cimpu, Kasiwiang, dan Cakkeawo,” ujar Camat Suli, Agus Salim, Kamis (6/2/2025).
Sesuaikan Pola Tanam
Karena keterbatasan air, petani terpaksa menyesuaikan pola tanam mereka dan beralih menanam jagung untuk menyiasati kondisi.
“Masa tanam padi sudah lewat, jadi sebagai langkah antisipasi, petani diarahkan menanam jagung,” lanjut Agus Salim.
Camat Suli itu memperkirakan, ratusan hektare sawah terdampak akibat kerusakan bendungan tersebut.
“Sungai yang dulunya dibendung kini kembali mengalir lurus setelah banjir besar. Padahal, itu satu-satunya sumber air untuk persawahan di sini,” jelas Agus Salim.
Belum Ada Rencana Perbaikan
Dia mengklaim sudah berkoordinasi dengan Dinas PUPR, BPBD, dan BBWS Pompengan Jeneberang untuk mempercepat perbaikan bendungan.
“Kami sudah berkomunikasi dengan PUPR, BPBD, dan BBWS Pompengan karena ini bendungan besar. Tapi sampai sekarang belum ada informasi mengenai rencana perbaikannya,” kata Agus Salim.
Bendung Radda dibangun untuk mengairi bagian persawahan di Daerah Irigasi Bajo yang tidak mendapatkan suplai air, yaitu SS Cimpu dan SS Radda, dengan luas total 997,98 hektare.
Bendung ini memiliki daerah tangkapan air seluas 334 kilometer persegi dengan debit rencana sebesar 586 meter kubik per detik. Kerusakan bendungan ini menyebabkan 1.468 hektare sawah di Luwu terancam tak bisa ditanami padi. (***)