PGRI Takalar Digoyang Isu Pungli, Ini Penjelasan Ketuanya

Terkait isu tersebut, mantan Kadis Diknas Takalar, M Darwis, melalui pesan WA, Selasa (12/11/2019), menulis, “Dan setahu saya dana yang Rp 300 ribu itu untuk pembelian kostum seragam dalam rangka POR PGRI di Kab. Barru.”

Terpisah, Ketua PGRI Takalar, Anwar Syam, Selasa(22/11/2019), menegaskan, sumbangan Rp 300 ribu itu bukan intervensi dari pihak manapun, tetapi murni kesepakatan dalam rapat bersama PGRI dan teman-teman kepala sekolah dan para guru yang difasilitasi oleh pihak Diknas, Kamis 31 Oktober 2019.

Baca Juga :
Film Ati Raja, Momen Perekat Akulturasi Budaya dan Penguatan Nasionalisme

“Itu karena program PGRI Provinsi Sulawesi Selatan melaksanakan Porseni yang diselanggarakan tiap dua tahun dan kali ini dilaksanakan di Kab Barru,” kata Anwar Syam.

Dia menguraikan, “Sumbangan sebesar Rp 300 ribu itu, untuk pembelian pakian traning, jaket, topi, baju kaus dalam dan lain-lain. Itu pun tidak wajib, karena sumbangan itu hanya bagi yang mau ikut meramaikan Porseni tersebut.”

Anwar menejelaskan juga bahwa iuran guru untuk PGRI Takalar sebesar Rp 10.000 per anggota/ per bulan sejak tahun 2015 sudah macet, sehingga pengurus memutuskan hanya menagih iuran untuk tahun 2019 saja, jumlahnya Rp 120 ribu.

“Dan karena ini kewajiban anggota maka harus dibayar untuk keperluan atlet yaitu biaya transportasi, akomodasi, dan yang lainya,” pungkasnya. (kin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *