Selain berjualan di lingkungan kampus, mahasiswa penjual takjil ini juga biasa kebanjiran order dari sesama UKM yang mengadakan buka bersama.
Menurut Sri, dalam sehari, ia dan rekan-rekannya bisa mendapatkan laba bersih hingga Rp 40 ribu dari modal usaha dari Rp 20 ribuan saja.
Keuntungan tersebut, katanya, akan digunakan untuk membantu pendanaan pada kegiatan di organisasinya.
Selain itu, Sri mengaku, kegiatan ini hanya dijalaninya saat bulan Ramadan dan gelaran akbar lain yang mengundang keramaian. Dengan cara itu, ia optimis dapat membantu kebutuhan finansial yang diperlukan organisasinya.
Lain lagi dengan Dela dan Abrar. Salah seorang mahasiswa jurusan teknik sipil Unhas ini mengisi waktu ngabuburit dengan berjualan produknya sendiri untuk menambah keuntungan.
Mahasiswa yang akrab disapa Ayu ini menjual milk tea beverage buatannya. Minuman yang mengkombinasikan susu dan teh itu tersedia dengan enam varian rasa. Mulai dari gurin, orenji, taro, cappocino cincau, cochocino cincau, dan european mixed nut coffee.
Ayu mengaku keuntungannya meningkat drastis di bulan Ramadan mencapai 50 persen, katanya.
Proses pembuatan takjil ini setelah pulang kuliah sekitar jam 13.OO Wita. Jadi, pulang kampus kami dan semua teman-teman ikut berpartisipasi membuat menu buka puasa ini. Dan setelah salat Asar kami semua sudah bergegas untuk mulai berjualan. (ira)