Anil Hukma juga memuji aksi anggota Kelompok Pengajian Ibu-ibu Rempong yang tampil percaya diri. Dia memintaagar ibu-ibu tetap berkreasi dan memanfaatkan panggung sebaik-baiknya.
“Perempuan itu penyair tersembunyi. Banyak gemuruh kata dalam dadanya. Ada ide di dada dan kepala ibu-ibu,” kata Anil Hukma.
Sementara pembicara ketiga, Mardi Adi Armin, mengatakan, “Bicara tentang Nabi Muhammad itu spekulasi. Bicara surga dan neraka itu khayalan. Jika ada yang bicara tentang Cahaya Muhammad hargai saja.”
Baca Juga :
FOSAIT Bakal Bedah Buku Jaramming Di Kafe Baca
Itu karena manusia suci itu sangat agung. Bicara tentang Rasulullah itu bicara masa depan.
“Nama beliau saja disandingkan dengan Allah,” kata Mardi Adi Armin.
Sementara Kritikus Sastra, Andi Mahrus, mengatakan, salah satu ciri khas puisi itu adalah mengandung misteri sehingga mengundang orang untuk merenungkan dan memahaminya.
Di bagian akhir acara, Andi Mahrus dan Aslan Katutu tampil membacakan puisi. (bas)