“Nanti mereka semua peserta akan mendapatkan ijazah dan sertifikat. Sisi lain kita harus punya kreatifitas” ujar Parni Hadi.
Parni Hadi berharap program ini berdampak positif dan memberi efek baik bagi individu peserta serta masyarakat luas. Program ini lahir dari pemikiran, banyak orang membutuhkan pekerjaan dan memerlukan uang.
Trilogi Dompet Dhuafa yaitu Bangun Desa, Tanggulangi Kemiskinan Perkotaan, dan Urban Disaster Management . Nama STUKA dipilih karena memiliki energi besar dan gagasan nilai yang ajeg.
Baca Juga :
Dompet Dhuafa Salurkan Dana Wakaf Bangun Laboratorium STIM Budi Bakti
“Salah dan bingung itu wajar. Itu awal dari sebuah kemajuan. Orang perlu kerja, butuh uang. Yang paling mudah adalah menjadi tukang dan ahli. Kita putuskan dengan nama STUKA, membawa energi dan gagasan besar. Ingat Trilogi DD. Tukang ini khusus, juga disertifikasi oleh DD Konstruksi, ijazahnya certified . Ini berkaitan, freedom melahirkan kreativitas,” ungkap Parni Hadi.
Dia mengatakan, “Lakukan dengan rasa ketuhanan. Menyatukan sifat dari nama Rahsa. Olah rasa, olah karsa, olah karya. Kenali rasa sendiri dan orang lain. Pesan Sayyidina Ali, siapa kenal dirinya, maka mengenal Tuhan-nya.”
Sementara itu, Ketua Pengurus Dompet Dhuafa, Rahmad Riyadi, mengatakan, Institut Kemandirian bisa menjadi jembatan dalam memfasilitasi pelatihan penyedia tenaga kerja yang profesional.