Guru Penggerak Tak Boleh Salah

Kepala Bidang GTK Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bulukumba, Bustang menegaskan guru penggerak tak boleh salah dalam menjalankan tugas.

MAKASSARCHANNEL, BULUKUMBA – Kepala Bidang GTK Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bulukumba, Bustang SPd MPd, menegaskan guru penggerak tak boleh salah dalam menjalankan tugas.

Bustang mengatakan itu dalam sambutannya ketika mewakili Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bulukumba pada Lokakarya 7 Program Guru Penggerak Angkatan 11 Bulukumba.

Festival Panen Hasil aksi nyata calon guru penggerak angkatan 11 Bulukumba itu berlangsung di Gedung Bersama Kabupaten Bulukumba, Minggu (8/9/2024).

Sehari sebelumnya, Sabtu (7/12/2024), 102 calon guru penggerak angkatan 11 mengikuti lokakarya yang berlangsung di Ruang Pola Kantor Bupati Bulukumba.

Temukan Banyak Hal Positif

Bustang mengatakan, Calon Guru Penggerak (CGP) Angkatan 11 Bulukumba menemukan banyak hal positif selama program berlangsung enam bulan.

Karena itulah, lanjut Kepala Bidang GTK Disdikbud Bulukumba itu, banyak yang berharap program ini terus berlanjut.

“Dalam prosesnya banyak aksi nyata calon guru penggerak yang ditemukan,” kata Bustang.

Makna Merdeka dalam program guru penggerak menurut Bustang, adalah hal yang sangat luar biasa.

Di depan CGP dan pengajar praktik serta fasilitator yang hadir di acara tersebut, Bustang optimistis Guru Penggerak akan terus berlanjut.

Khusus di Kabupaten Bulukumba, menurut Bustang, pemerintah daerah membuat kegiatan yang mengarahkan pertemuan inovasi para kepala sekolah.

Dalam pertemuan berkala itu, lanjut Bustang, tampil dua kepala sekolah menyampaikan inovasi yang menunjukkan bahwa marwah Guru Penggerak tetap ada.

Bulukumba Punya 452 Guru Pengerak

Di momen itu, Bustang mengungkapkan, hingga angkatan 10, Kabupaten Bulukumba sudah memiliki 452 Guru Penggerak. Itu belum termasuk calon guru penggerak angkatan 11.

Terkait isu miring yang menyebutkan calon guru penggerak sering meninggalkan tugas di sekolah, Bustang memastikan bahwa anggapan itu keliru.

Dia mengatakan, jika calon guru penggerak tak berada di sekolah di waktu tertentu, itu karena mereka sedang mengikuti pertemuan melalui lokakarya.

“Mereka ikut lokakarya berdasarkan surat tugas dan itu artinya, mereka melaksanakan tugas,” tegas Bustang.

Jaga Program PGP

Bustang mengatakan juga, calon guru penggerak adalah embrio yang akan menjaga program guru penggerak tetap berlanjut.

“Setelah lokakarya 7 selesai, maka gerbang pertama barulah dimulai. Tugas masih panjang,” pesan Bustang kepada 102 CGP yang memadati gedung tersebut.

Dia menambahkan, jadilah sumber informasi yang baik untuk kepala sekolah, rekan kerja, dan satuan pendidikan.

Bustang yakin akan ditemukan guru-guru yang mau terus belajar, berbagi, dan berkolaborasi.

Sementara itu Dr Jamaluddin MPd mewakili Kepala Balai Besar Guru Penggerak Sulsel mengatakan, proram guru penggerak hadir untuk meningkatkan kompetensi dan kualifikasi guru.

Berdayakan Aset

Setelah lokakarya 7 usai, maka BBGP Sulsel menyerahkan pembinaan calon guru penggerak yang selesai mengikuti pendidikan kepada pemerintah daerah.

“Aset dan potensi itu hendaknya diberdayakan,” kata Jamaluddin.

Tentang suara negatif terkait Program Guru Penggerak, Jamaluddin berpesan agar tak perlu risau. Jawab saja dengan prestasi.

“Dan tanggung jawab terbesar ada di sekolah masing-masing,” kata Jamaluddin.

Dia mengatakan, saat ini, BBGP Sulsel sementara mengembangkan model yang sesuai dengan kebutuhan daerah.

Lokakarya festival panen hasil CGP Angkatan 11 berlangsung juga di 13 kabupaten dan kota lainnya di Sulawesi Selatan.

Yakni; Kabupaten Bantaeng, Barru, Enrekang, Luwu Timur, Luwu Utara, Maros, Pangkep, Sinjai, Soppeng, Wajo, Kota Palopo, Makassar, dan Parepare. (re)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *