Sebagai negara yang sedang menikmati bonus demografi, Indonesia memiliki generasi yang potensial sebagai penggerak perubahan. Berdasarkan statistik, dari 270 juta penduduk Indonesia, sekitar 25,8 persen merupakan generasi milenial (usia 24-39 tahun) dan sebanyak 27,94 persen lainnya adalah generasi Z (usia 8-23).
Program Gen-H ini merupakan perwujudan hak partisipasi anak sebagai agent of change, akan bersama-sama pemangku kepentingan lain, menjadikan SD Hang Tuah sebagai Sekolah Adiwiyata. Gen-H ini, akan menerjemahkan hasil Seminar Nasional Kemaritiman yang mengharapkan terbentuknya laskar bahari.
“Gen-H akan jadi cikal bakal kita lebih mengembangkan literasi kemaritiman,” imbuhnya.
Berita Terkait :
Tim Penilai Lomba HUT Yayasan, Apresiasi Kreativitas SD Hang Tuah Makassar
Tujuan Gen-H, lanjutnya, untuk mewujudkan kepemimpinan hijau, mendorong inisiatif dan kepeloporan anak-anak dalam pelestarian lingkungan, dan membentuk karakter anak yang pro lingkungan. Selain itu, untuk membangun gerakan literasi lingkungan berbasis sekolah dan menumbuhkan kesadaran lingkungan antarteman sebaya.
“Pendekatan program Gen-H, nanti bersifat partisipatif, kreatif, interaktif, integratif,” papar Arpin.
Penggiat literasi dan penulis buku, Rusdin Tompo, mengapresiasi hadirnya inovasi Gen-H ini. Aktivis hak anak memang selalu mendorong hak partisipasi anak di sekolah-sekolah. Apalagi SD Hang Tuah Makassar, sejak tahun 2018, sudah menyatakan kesiapannya sebagai Sekolah Ramah Anak (SRA).
“Jadi Gen-H ini punya banyak dimensi, untuk sekolah Adiwiyata, SRA, Penguatan Pendidikan Karakter, juga gerakan literasi sekolah, terutama literasi maritim,” katanya. (her)













