Setelah Ikut Bimtek BBGP Sulsel Baru Tahu Jadi Guru Sesungguhnya

MAKASSARCHANNEL, PULAU SAPUKA PANGKEP – Salah seorang peserta Bimtek Peningkatan Kompetensi Guru dan Tenaga Kependidikan Pulau Terluar dan Terpencil di Sulsel, mengaku baru tahu jadi guru yang sesungguhnya setelah kehadiran Tim BBGP Sulsel.

Guru SDN 5 Liukang Tangaya Amriani SPd mengaku, “Kehadiran BBGP Sulsel di Pulau Sapuka sangat luar biasa. Sudah 10 tahun mengabdi, baru tahu bagaimana jadi guru yang sesungguhnya,” kata Amriani, Selasa (19/11/2024).

Amriani menyampaikan pengakuan itu saat refleksi hasil Bimtek Peningkatan Kompetensi GTK di Pulau Terluar dan Terpencil selama tiga hari di Pulau Sapuka, Kecamatan Liukang Tangaya, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Sulawesi Selatan.

Menurut Amriani, materi yang disampaikan narasumber selama Bimtek memberi wawasan baru sebagai guru yang mengabdi di kepulauan.

Refleksi ini dihadiri Kepala Bagian Umum BBGP Sulsel Drs Harisman, Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Pangkep Dr Sabrun Jamil, serta Camat Liukang Tangaya Kabupaten Pangkep, Rudi Saberi SPd MPd.

Amriani juga berharap, tidak perlu menjanjikan angan-angan tunjangan yang tinggi. Tambah saja tenaga guru yang mau mengabdi di pulau.

“Saya berharap ada guru yang mau mengabdi di pulau seperti kami,” kata Amriani berharap.

Dia secara khusus memuji materi kelas rangkap yang dipaparkan Tim BBGP Sulawesi Selatan.

Selama ini mereka sudah melakukan praktik kelas rangkap karena keterbasan guru, namun masih terkesan asal-asalan karena belum memahami ilmunya.

Tentang kelas rangkap, dia mengatakan, ada seorang guru yang terpaksa mengaiar enam kelas.

“Datanglah lagi Pak, berbagi ilmu kepada kami di pulau,” katanya terisak.

Kepala Bagian Umum BBGP Sulsel Harisman berterima kasih kepada panitia yang sangat luar biasa mempersiapkan Bimtek peningkatan kompetensi guru dan tenaga kependidikan di pulau terluar dan terpencil di Sulsel ini.

“Ini sebagai bagian dari tanggung jawab memajukan pendidikan,” kata Harisman.

Termasuk pemerataan peningkatan kompetensi kepada semua guru dan tenaga kependidikan di daerah terluar dan terpencil di Sulawesi Selatan.

Salah satu tugas BBGP Sulawesi Selatan, lanjut Harisman adalah, meningkatkan kompetensi guru dan tenaga kependidikan di Sulsel.

“Kami sangat bersyukur bisa silaturahmi selama tiga hari di Sapuka. Terima kasih pak kepala sekolah atas fasilitasnya selama kami di Pulau Sapuka,” kata Harisman.

Camat Liukang Tangaya Rudi Saberu SPd MPd sebelum menutup Bimtek tersebut mengungkapkan sejak tahun 2004 belum pernah ada kegiatan besar seperti ini.

“Yang ada hanya penderitaan mencekam. Sampai di sana, sampai di sini, ujung-ujungnya banyak utang juga,” ujar Rudi yang pernah bertugas sebagai guru sebelum mengemban amanah sebagai Camat Liukang Tangaya.

Soal praktik baik yang dipaparkan peserta bimtek, Camat Liukang Tangaya itu mengatakan sangat baik diterapkan di pulau.

“Mengubah mindset guru yang bertugas di pulau itu baik,” kata Rudi .

Tetapi jangan hanya mindset guru dan murid saja yang diubah, mindset orangtua terhadap pendidikan untuk anak-anak perlu juga diubah.

“Perlu juga dibuka kelas khusus untuk orang tua agar mereka mengerti pentingnya pendidikan bagi anak,” kata Rudi

Dia mengatakan, guru yang bertugas di pulau itu pintar menyesuaikan kondisi menghadapi tantangan alam.

Tentang sekolah yang kekurangan murid, Camat Liukang Tangaya itu mengatakan, salah satu penyebabnya adalah karena banyak orang tua yang sudah mapan, memilih menyekolahkan anaknya di daerah lain.

Bahkan, menurut Camat Rudi, ada guru yang memilih menyelolahkan anaknya di tempat lain. Bukan di sekolah tempatnya mengajar.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pangkep Dr Sabrun Jamil mengatakan, sejumlah inovasi praktik baik akan menumbuhkan disiplin murid.

Dia menyarankan, para guru memahami materi yang diberikan saat Bimtek dan mengimbaskan kepada guru lainnya dengan memanfaatkan kombel.

Kadis Dikbud Pangkep juga memaklumi kekurangan guru di pulau dan itu menjadi perhatian pemerintah.

Dia minta guru menciptakan lingkungan pembelajaran yang menyenangkan bagi murid.

“Kenali bakat siswa, kemudian arahkan bakatnya. Jangan jadikan keterbatasan fasilitas sebagai hambatan. Tapi temukan cara mengatasinya,” kata Kadis Sabrun.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *