SANG Raja Siang, baru saja naik sepenggalah, menghangatkan halaman depan Kafe Baca di Jl Adhyaksa No 2 Makassar, belasan alumni Harian Pedoman Rakyat sudah berkumpul memenuhi kesepakatan kami, dua hari sebelumnya.
Nyaris semuanya mengenakan busana atas warna putih. Ada yang berkaos, namun ada juga yang berkemeja, sesuai dresscode yang disampaikan panitia peringatan Hari Ulang Tahun ke – 75 Harian Pedoman Rakyat yang diterbit di Makassar, sejak 1 Maret 1947.
Penanggalan Senin, 28 Februari 2022, kebetulan jatuh sebagai hari libur resmi, bertepatan dengan Peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW. Kami pun sepakat memanfaatkan hari libur itu melakukan kunjungan silaturahmi kepada wartawan senior Harian Pedoman Rakyat. Kali ini, kami menemui Pak Verdy Rahman Baso di Kecamatan Rappocini dan Pak Leonard Leleng yang bermukim di Sudiang, Makassar.
Pak Verdy Rahman Baso yang lahir di Tombolo, Kabupaten Bantaeng, tercatat mantan Pemimpin Redaksi Pedoman Rakyat. Tangan dinginnya banyak membentuk jurnalis mumpuni dan kini mengabdi di berbagai media. Beliau salah satu sosok yang tak pernah marah. Lebih banyak tersenyum dan memberi penugasan bernada minta tolong, sehingga tak ada alasan untuk tidak memenuhi keinginannya.
Sedangkan Pak Leonard Leleng, mantan Redaktur Ekuin dan Internasional, punya reputasi yang melegenda. Salah satu karya jurnalistinya adalah berhasil membongkar kasus korupsi di salah satu bank pelat merah yang membuat petingginya bank itu harus meninggalkan kursi empuknya, kala itu.
Di kediaman dua senior yang sudah berumur 80 tahun lebih itu, kami banyak mendengar kisah sukses mereka. Semua tertawa bahagia. Canda pun mewarnai pertemuan yang sangat akrab itu. Apatah lagi, kedatangan kami tidak mereka duga. Kedua senior tersenyum semringah menyambut kami yang pernah dibimbingnya.
Selain mengunjungi kedua senior tempat kami berguru ilmu jurnalistik itu, kami juga berziarah ke pusara dua legenda Harian Pedoman Rakyat yang merupakan salah satu koran tertua di Indonesia sangat disegani. Mereka adalah, Lazarus Eduard Maunhua (LE Manuhua) dan M Basir. Keduanya sangat akrab dengan wartawan dan karyawan yang dipimpinnya.
Berbeda dengan Pak Manuhua yang masih saya rasakan gaya kepemimpinan dan senyum khasnya, kisah kehebatan Pak Basir yang putra kelahiran Jeneponto, saya dapatkan dari cerita para senior. Beliau pemimpin yang sangat tegas dan tegar dalam prinsip.
Dari Sudiang, safari silaturahmi kami berlanjut ke Kabupaten Maros, memenuhi undangan kawan lama yang juga mantan jurnalis Pedoman Rakyat Biro Maros. Sebuah ruko di Kawasan Pantai Tak Berombak Butta Salewangan menjadi sasaran kami.
Pemilik senyum khas yang juga Owner Coto Rampa Maros ini menyambut kami sahabat-sahabat lamanya. Lantai satu ruko itu pun langsung padat, nyaris semua kursi tamu terisi oleh alumni Pedoman Rakyat.
Kawan ini memang sudah lama mengundang kami menikmati coto rampa yang beraroma khas, namun momen kali ini kami manfaatkan untuk bertemu setelah belasan tahun tak bersua. Terima kasih kawan, atas sambutan hangatnya. Cotonya benar-benar khas membuat jatuh cinta dengan rasanya dan ingin kembali lagi insyaAllah di kesempatan berikutnya.
Semoga persembahan coto rampa gratis itu bernilai pahala. Saya tungguki di Makassar. Di Kafe Baca Jl Adhyaksa No 2 Makassar, tempat nongkrong sejumlah jurnalis mengisi hari-harinya, sekaligus sebagai Kantor Redaksi PEDOMANRAKYAT.co.id
M Rusdy Embas, Pemimpin Redaksi MAKASSARCHANNEL.COM