MAKASSARCHANNEL, MAKASSAR – Ratusan pengunjung memadati Fort Rotterdam, Sabtu (9/9/2023), mengikuti Seminar dan Tour Literasi Objek Pemajuan Kebudayaan.
Mereka hadir di salah satu situs bersejarah, di Sulawesi Selatan itu, untuk mengikuti seminar yang dilaksanakan oleh Komunitas Arung Sejarah Budaya Sawerigading.
Ketua Komunitas Arung Sejarah Sawerigading (Komunitas Sawerigading), Idwar Anwar, mengatakan, kegiatan itu merupakan bantuan pemerintah melalui Fasilitasi Pemajuan Kebudayaan dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XIX.
“Saat ini, pemerintah melalui Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) sedang memaksimalkan upaya pemajuan kebudayaan. Salah satunya terkait Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK) yang harus disosialiasikan kepada generasi muda,” kata Edo, sapaan akrab Idwar Anwar.
Dalam upaya ini, lanjut Edo, Komunitas Arung Sejarah Budaya Sawerigading mendapat kepercayaan untuk melaksanakan kegiatan tersebut melalui pengajuan proposal yang kompetitif atau hibah bersaing.
Pelibatan masyarakat, khususnya generasi muda, menurut sejarawan dan penulis buku ini, harus dilakukan semaksimal mungkin dalam membangun ekosistem yang saling berinteraksi antara kebudayaan dan masyarakat pendukung kebudayaan itu sendiri. Sebab tak ada gunanya sebuah kebudayaan yang besar, jika tidak mendapat perhatian dari masyarakat pendukungnya sendiri, utamanya dari generasi muda.
Untuk itu, terang Idwar, Komunitas Arung Sejarah Budaya Sawerigading menginisiasi pelaksanaam Seminar dan Tour Literasi Objek Pemajuan Kebudayaan ini dengan melibatkan generasi muda, baik SMA maupun Mahasiswa.
Kegiatan ini dilakukan, lanjutnya, salah satunya sebagai upaya memperkenalkan generasi muda terkait nilai-nilai budaya, khususnya Objek Pemajuan Kebudayaan yang ada di Kota Makassar.
“Saya kecewa saat bertanya, siapa peserta yang pernah datang ke Benteng Rotterdam dan dari ratusan peserta, tidak sampai sepuluh yang angkat tangan, meski pertanyaan serupa saya ulang beberapa kali,” ujar Edo. (her)