MAKASSARCHANNEL.COM – “Penerapan Sekolah Ramah Anak, sebaiknya bekerja sama dengan PGRI karena di PGRI ada Badan Khusus Perempuan yang programnya beririsan dengan isu anak,” demikian usul Dra Hj Hendriati Sabir, M.Pd, dalam kegiatan Sosialisasi Sekolah Ramah Anak (SRA), Kamis (18/6/ 2020).
Kegiatan ini diikuti 250 peserta dari target 369. Mereka para kepala sekolah SD dan SMP negeri se-Kota Makassar.
Pembicara kegiatan Sosialisasi Sekolah Ramah Anak ini adalah Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak atas Pendidikan, Kreativitas, dan Budaya, Deputi Tumbuh Kembang Anak Kemen PPPA RI, Dra Elvi Hendrani, Ketua Umum AsPIRASI, Bekti Prasetyani, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Makassar, Andi Tenri Palallo, dan Plt Kepala Dinas Pendidikan Kota Makassar, Amelia Malik.
Selain Kepala SD Negeri Borong Makassar, Hendriati Sabir juga merupakan Sekretaris Badan Khusus Perempuan (BPK) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Sulsel.
Menurutnya, pelibatan organisasi guru menjadi strategis karena salah satu stakeholder penting SRA adalah kalangan pendidik. Memang bila sekolah melakukan deklarasi SRA, salah satu elemen yang ikut membubuhkan tanda tangan adalah guru.
Berita Terkait :
Belasan Ribu Guru Ikut Webinar Self Driving for Teacher PGRI
Dia menambahkan, pada dasarnya semua sekolah mau menjadi Sekolah Ramah Anak, butuh pendampingan. SD Negeri Borong juga telah melakukan deklarasi sebagai Sekolah Ramah Anak, pada tahun 2018, namun masih butuh pembimbingan dari instansi terkait, baik dari Dinas Pendidikan Kota Makassar maupun dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Makaasar.
Sosialisasi melalui aplikasi zoom meeting ini diadakan oleh AsPIRASI, yakni sebuah perkumpulan fasilitator pendidikan ramah anak yang diinisiasi oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) RI. Lembaga ini didirikan untuk pendampingan dan percepatan penerapan SRA yang sesuai standar Konvensi Hak-hak Anak (KHA).