MAKASSARCHANNEL.COM – Ketika tetangganya tersenyum semringah menenteng bantuan sosial (bansos) dari perintah, pasangan suami-isrti yang sehari-hari bekerja sebagai nelayan ini hanya bisa menelan air liur.
Seperti itulah yang dialami Faisal bersama istrinya, warga Dusun Kambuno Selatan, Desa Pulau Harapan, Kecamatan Pulau Sembilan, Kabupaten Sinjai. Dia hanya bisa menjadi penonton menyaksikan warga di sekitar rumah kontrakannya mendapat bantuan dari pemerintah.
Sebagai nelayan, Faisal hanya mengandalkan perahu kecilnya menantang ombak mencari ikan agar dapur keluarganya bisa tetap ngepul. Penghasilannya pun, hanya cukup digunakan untuk memenuhi kebutuhan minimal sehari-harinya dan membayar kontrakan rumah.
Kepada media ini, Faisal mengaku, sudah berulang kali dijanji oleh pemerintah desa bakal didaftar sebagai penerima bansos, namun hingga saat ini, janji itu hanya pepesan kosong. Dia belum pernah bantuan dari pemerintah, sepeser pun.
Faisal mengaku, walaupun kepala desa sudah menginstruksikan kepada aparat desa, kepala dusun, dan anggota BPD, serta ketua RT/ RW untuk lebih memprioritaskan warga miskin. Bukan mengutamakan mereka yang mampu secara ekonomi dan punya kedekatan keluarga, namun namanya tak kunjung terdaftar sebagai penerima manfaat bansos dari pemerintah.
Berita Terkait :
Beras Bantuan Pangan Non Tunai Di Sinjai, Berbau
Berdasarkan penelusuran MAKASSARCHANNELCOM, saat pendataan calon penerima bantuan belum lama ini, ada perluasan penerima bantuan dari Kementerian Sosial, nama Faisal tetap saja tidak terdaftar sehingga tidak bisa menerima bantuan.
Anehnya, di saat yang sama, ada beberapa warga yang secara ekonomi tidak layak menerima bansos, justru kebagian bantuan.
Badan Permusyawaratan Desa (BPD) sebagai lembaga perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa yang diharapkan menjembatani kepentingan masyarakat, tak bisa berbuat banyak. Akibatnya, muncul tudingan negatif terhadap lembaga tersebut.