Suasana nonton bareng dan diskusi film dokumenter Atas Nama Percaya di Warkop 63 BTP Makassar, Sabtu (8/2/2020). (Foto : Dok Rusdin Tompo)
MAKASSARCHANNEL.COM – Dalam mata pelajaran sejarah, lebih sering diajarkan tentang sejarah perjalanan agama-agama resmi yang diakui negara seperti Islam, Protestan, Katolik, Hindu, dan Budha. Jarang ada materi sejarah yang menjelaskan tentang kekayaan dan keberagaman sekira 245 agama-agama lokal Indonesia.
Demikian disampaikan Muhammad Ferdhiyadi N, guru mata pelajaran Sejarah Indonesia, SMA Negeri 21 Makassar, saat acara nonton bareng dan diskusi film dokumenter “Atas Nama Percaya”, di Warkop 63 BTP Makassar, Sabtu (8/2/ 2020).
Diskusi film yang menghadirkan Rusdin Tompo, aktivis perlindungan anak, dan Rifal Najering, sejarawan dan pustakawan Ruang Abstrak Literasi (RAL) ini, diikuti oleh siswa-siswi kelas X IPS 2 SMA Negeri 21 Makassar.
Padahal, lanjut lelaki yang disapa Pak Ferdy itu, agama-agama lokal punya ajaran yang begitu akrab dengan alam semesta, sehingga mereka memiliki sistem nilai untuk melestarikan dan menjaga lingkungan hidup agar tetap seimbang. Ferdy mencontohkan, di Sulawesi Selatan, ada kepercayaan Aluk Todolo di Toraja dan kepercayaan Tolotang di Sidrap.
Baca Juga :
BP-PAUD dan Dikmas Sulsel Selenggarakan Bimtek Bagi PTK PAUD
Ferdy, yang juga dikenal sebagai aktivis sosial itu, mengatakan, paling tidak para pelajar tahu bahwa Indonesia mewarisi kekayaan keberagaman agama lokal yang juga mengajarkan tentang filsafat kehidupan, tolong-menolong antarsesama manusia serta mengajarkan pentingnya hubungan yang harmonis terhadap alam semesta.
“Di sinilah pentingnya literasi keagamaan diperkuat di sekolah-sekolah agar generasi muda tidak terjebak pada penghakiman perbedaan dan merasa paling benar sendiri,” tambahnya.