Lokakarya Calon Guru Penggerak Bulukumba Bedah Aksi Nyata

MAKASSARCHANNEL, BULUKUMBA – Sebanyak 103 peserta Program Calon Guru Penggerak (CGP) angkatan sembilan tahun 2023 mengikuti lokakarya kedua di SMAN 7 Bontosunggu, Bulukumba, Sulawesi Selatan, Sabtu (14/10/2023) pagi hingga petang.

Dalam pertemuan tersebut, seratus lebih guru SD hingga SMA yang berasal dari berbagai kecamatan se Kabupaten Bulukumba itu dibagi enam kelas. Mereka terlihat antusias menikmati diskusi yang membahas pengalaman mengajar sebagai peserta program CGP tahun 2023 yang sudah berlangsung dua bulan.

Setiap kelas didampingi tiga guru penggerak angkatan sebelumnya sebagai pengajar praktik. Hadir pula pendamping dari Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Sulawesi Selatan; Dra Rukiah Baddu MPd dan Firna Sari SSi MPd.

Di awal diskusi, dibuat kesepakatan seperti; ada umpan balik dari CGP untuk perbaikan visi, membahas proses berbagi praktik baik yang telah dilakukan di sekolah. Termasuk memastikan semuanya dilakukan secara terbuka menerima dan memberi pertanyaan selama lokakarya berlangsung.

Sejumlah kasus dan pengalaman selama proses pembelajaran di sekolah masing-masing diungkapkan oleh para CGP dalam beragam versi.

Salah seorang guru mengungkapkan antara lain, masih ada beberapa murid SMA yang belum fasih membaca Alquran. Itu tidak selaras dengan visi mewujudkan siswa unggul yang beriman dan berakhlak mulia.

Baca Juga :
64 Guru Di Bulukumba Lolos Seleksi Calon Guru Penggerak Angkatan Ke-8

Untuk mengatasinya, guru SMAN 8 Bulukumba tersebut, mengatakan, agar visinya menjadikan murid berkarakter terwujud, maka dia membuat program literasi Alquran di lapangan, pada setiap hari Jumat.

Dia juga memastikan, semua siswa terlibat dalam berbagai kegiatan. Bukan hanya aktif secara akademik, tetapi juga di kegiatan ekstra kurikuler, sehingga siswa mampu berinovasi.

“Tak heran jika setiap hari Senin, upacaranya berlangsung agak lama karena ada penyerahan piala yang diraih oleh peserta didik,” katanya.

Sementara itu calon guru penggerak dari SDN 153 Tombolo, memaparkan pengalamannya menghadapi siswa dalam proses pembelajaran. Salah satunya, dia memberi kesempatan kepada setiap siswa melakukan refleksi terhadap pelajaran yang dilakuka selama proses belajar.

Itu dilakukan agar melalui anak didiknya, guru akan mengetahui bahwa siswa memahami materi yang telah diajarkan. Dia juga merekap semua aksi nyata yang dilakukan.

Dia menyebutkan, pembiasaan dan pembelajaran yang diberikan bisa meningkatkan kemampuan siswa. Siswa pun bisa merumuskan pertanyaan dari pembelajaran yang mereka terima.

“Semua kegiatan itu tetap dikoordinasikan dengan kepala sekolah dan guru lainnya, sehingga kegiatan berjalan baik dengan hasil maksimal,” katanya. (re)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *