Lokakarya Calon Guru Penggerak Angkatan 9 Sidrap

Lokakarya Calon Guru Penggerak Angkatan 9 Sidrap di SMP Negeri 5 Sidenreng Rappang diikuti 76 peserta dari berbagai sekolah

MAKASSARCHANNEL, PANG KAJENE SIDENRENG – Sebanyak 76 guru mengikuti lokakarya calon guru penggerak angkatan 9 Sidrap, Sabtu (17/2/2024).

Lokakarya calon guru penggerak angkatan 9 Sidrap ini berlangsung di SMP Negeri 3, Jl Ressang, Pangkajene Sidenreng, Kabupaten Sidenreng Rappang.

Peserta lokakarya program calon guru penggerak menempati lima ruangan yang disiapkan panitia. Tiap ruangan berisi 15-16 peserta plus tiga pendamping pengajar praktik.

Beberapa pengajar praktik pendamping adalah guru penggerak angkatan tiga yang sudah mendapat amanah menjadi kepala sekolah.

Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sidenreng Rappang Syamsuddin SPd MAP mengunjungi peserta lokakarya yang berlangsung hingga sore.

Hadir pula fasilitator dari Balai Besar Guru Penggerak Sulawesi Selatan; Drs Safrullah Mpd, Jamilah Spd, Nursaidawaty Arsyad S.Kom, dan Rusdy Embas.

Ice Breaking

Untuk menyemangati peserta, setiap kelompok melakukan melakukan ice breaking menjadikan suasana benar-benar cair. Peserta terlihat lebih rileks.

Meski ice breaking sudah mereka lakukan pada lokakarya sebelumnya, namun itu dianggap penting untuk membuat peserta nyaman menjalani lokakarya.

“Itu salah satu cara untuk membentuk koneksi antar calon guru penggerak,” kata salah seorang pengajar praktik.

Salah satu materi dalam lokakarya itu adalah refleksi praktik coaching dari pengalaman calon penggerak selama proses pembelajaran sekira tiga bulan lalu.

Peserta lokakarya terlihat antuasias membagikan pengalamannya masing-masing sebagai calon guru penggerak dengan menjawab empat pertanyaan kunci.

Pengalaman Baru

Pertanyaan adalah; pengalaman menarik selama coaching, hal sulit yang dihadapi, pengalaman baru yang dihadapi, dan hal yang belum dipahami.

Meski calon guru penggerak berkelompok dalam diskusi, namun setiap individu membuat refleksi praktik coaching masing-masing, kemudian diskusi bersama.

Melalui lokakarya ini calon guru penggerak mampu menunjukkan kemampuan coach masing-masing.

Tujuan lainnya, peserta mampu mengidentifikasi kekuatan, area pengembangan, dan menyusun rencana perbaikan dalam proses pembelajaran yang berpihak pada murid.

Supervisi Akademik

Mampu melakukan rangkaian supervisi akademik menggunakan pola pikir coaching dan dapat menjelaskan pemahaman dari materi modul coaching.

Selanjutnya, pengajar praktik mengajukan pertanyaan untuk mengetahui pemahaman peserta lokakarya terkaiat perbedaan antara coaching, mentoring, dan konseling.

Tidak hanya sekadar mengetahui perbedaannya tetapi juga merefleksikan pengalaman praktik coaching yang sudah mereka lakukan.

Pengajar praktik mengajak calon guru penggerak merefleksikan berbagai pengalaman ketika praktik coaching. (re)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *