Pengembangan dilakukan dalam dua tahap. Khusus untuk tahap pertama pengembangan mulai dilakukan mulai tahun ini hingga 2023.
Insiden di Kilang Minyak Balikpapan bukan kali pertama terjadi. Pada April 2019, terjadi kebocoran dari patahnya pipa penyalur minyak mentah dari Terminal Lawe-lawe di Penajam Paser Utara ke Kilang Balikpapan.
Baca Juga :
Jelang Putusan Pansus Angket DPRD Sulsel, Petinggi Golkar Diteror
Manajer Komunisasi dan CSR Regional Kalimantan Pertamina Yudi Nugraha mengungkapkan satu dari dua pipa minyak mentah yang mengantarkan minyak ke kilang Balikpapan mengalami pergeseran sekitar 100 meter dari posisi awal di dasar Teluk Balikpapan. Pergeseran tersebut akibat kekuatan dari luar.
Akibatnya, aliran minyak ke kilang Balikpapan terganggu dan terjadi tumpahan minyak di perairan Balikpapan.
Insiden tumpahan minyak Pertamina juga terjadi di perairan Karawang, 30 Juli lalu. Berdasarkan catatan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Karawang, dalam sehari ada sekitar 2.000 karung limbah minyak mentah yang terkumpul. (asa)