MAKASSARCHANNEL, BULUKUMBA – Kepala Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Sulawesi Selatan, Dr Arman Agung, mengapresiasi inovasi salah seorang calon guru penggerak di Bulukumba, Sulawesi Selatan.
Apresiasi itu disampaikan Arman Agung ketika mengunjungi salah satu ruang belajar peserta Lokakarya 5 angkatan ke-5 Program Pendidikan Guru Penggerak, di SMKN 3 Salemba, Lembang, Kecamatan Ujung Loe, Kabupaten Bulukumba, Sabtu (19/11/2022).
Ketika Ayu Triana, guru SMPN 6 Bukit Harapan, Bulukumba, sedang memaparkan proses pembuatan baju bodo (busana khas perempuan Bugis – Makassar) dari daur ulang sampah, Kepala BBGP Sulawesi Selatan memasuki ruang belajar tersebut dan ikut menyimak penjelasan peserta lokakarya itu.
Arman Agung tetap menyimak ketika diskusi terjadi antara peserta lain yang mengajukan tanggapan kepada Ayu Triana. Peserta itu menyarankan agar kreasi itu benar-benar memanfaatkan kekayaan alam di sekitarnya. Untuk perekat misalnya, tidak perlu membeli lem. Gunakan saja getah pohon kayu cina. Untuk pengganti benang misalnya, bisa menggunakan tali buatan dari kulit pohon pisang.
Diskusi itu direspons oleh Kepala BBGP Sulsel dengan mengatakan, “Ini luar biasa. Lanjutkan inovasinya. Jangan kaku jika ingin berkreasi,” pesan Arman Agung memberi motivasi.
Berita Terkait :
Ini Pesan Mensos Pada Peringatan Hari Pahlawan 2022
Saat berdialog di ruangan lain, Arman Agung, sempat mengingatkan salah satu filosofi hidup orang Bugis Makassar yang mampu beradaptasi di setiap tempat di manana pun bermukim.
“Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung,” kata Arman Agung merespons pernyataan salah seorang calon guru penggerak.
Filosofi itu menurut Arman Agung, menunjukkan kemampuan orang Bugis-Makassar melakukan banyak hal secara sempurna di mana pun mereka beraktivitas. Mereka mampu menyesuaikan diri tanpa kehilangan jati dirinya sebagai orang Bugis Makassar.