Usai menyandang gelar Doktor, Hayati ingin banyak berkiprah untuk keluarganya, masyarakat dan umat. Meski dinonaktifkan oleh IAIN Bukittinggi, dosen bercadar ini tak hilang semangat untuk mengajarkan ilmunya.
Ia menjelaskan, dengan bekal pendidikan bahasa Inggris yang ia punya, peluang dakwah justru semakin luas dan terbuka lebar.
Diketahui, sejak Februari lalu, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi memutuskan untuk menonaktifkan Hayati Safri sebagai dosen. Seluruh kegiatan akademiknya di kampus ditutup lantaran Hayati memutuskan bercadar.
Baca Juga :
Ganjar Sebut Bawaslu Offside
Hayati mengaku, setelah istikharah, Ia tetap memilih untuk bercadar. Meskipun pihak kampus mengintimidasi dan memberikan sanksi kepadanya, Hayati teguh pada pendiriannya bahwa cadar merupakan salah satu sunnah dalam agama Islam.
Sebagai kampus Islam, tak sepantasnya IAIN membuat aturan yang bertentangan dengan agama.
Hayati pun mengaku bahwa ia siap menyakinkan semua pihak bahwa bercadar itu rapi, formal dan tentunya sesuai dengan syariat Islam. (din)