Menurut Dahlan Sira, “Pada hari itu, ada warga saya yang melapor kehilangan sapinya. Banyak warga yang ikut serta mencari. Kebetulan jejak bekas kaki sapi menuju ke sekitar rumah Bonang Dg Nai, sehingga banyak warga menuju ke situ. Saat saya ke rumah Bonang, sudah banyak warga berkumpul bersama Babinsa dan kepala dusun, ada juga Bonang depan rumahnya pasang(memaku) baliho.”
Menurut pengakuan Sira, “Karena masih ada hubungan keluarga dengan yang bersangkutan maka saya panggil Nai keluar. Saat bertemu di luar rumah, Nai langsung bertanya kepada saya kenapa banyak orang?”
Atas pernayaan Nai itu, Sira mengaku menjawab bahwa ada bekas kaki sapi yang menuju ke sekitar sini, apalagi di sini ada kebun tebu.
Baca Juga :
Bandingkan SBY, Fadli Sebut Jokowi Sudah Kalah
Mandengar penjelasan itu, Nai langsung marah-marah seraya memberi petunjuk agar mencari sapi yang dimaksud ke arah daerah Jeneponto.
“Jangan cari di sini,” kata Sira menirukan ucapan Nai, saat itu.
“Entah apa penyebabnya, tiba-tiba saja, Nai mengamuk dan mengeluarkan kata-kata tidak enak didengar, sehingga dia nyaris diborongi sama orang yang banyak berkumpul di situ, tetapi saya cegah,” beber Sira.
Sira juga menjelaskan, “Karena Nai ngamuk pakai parang dan mau keluar pagar, saya ambil batu. Mungkin karena naliat saya pegang batu, akhirnya Dia mundur. Kemudian Nai dipegang sama Dg Ngampang, Dg Bella, dan Dg Rate. Mungkin akibat baku tarik baliho jatuh dan rusak.