Insiden Jurnalis Di Toko Bintang, Ini Kata Pelapor dan Terlapor

“Karena baru saja istirahat dan ada urusan lain yang mendesak segera diselesaikan, kira-kira dua jam kemudian baru saya ke TKP. Setelah memperkenalkan diri, saya bertanya kepada Sya’ban dari istansi mana. Yang dijawab singkat oleh Sya’ban, “Orang media”.

Saat ditanya surat tugas dan kartu pers, Sya’ban mengatakan, “Kalau surat tugas tidak ada, tetapi kartu pers ada.” Sya’ban membuka dompet dan memperlihatkan Id Cardnya.

Suasananya saat itu agak tegang, saat seorang teknisi HP bertanya kepada Sya’ban, apakah kamu terima jika sesorang secara diam-diam masuk ke rumah kamu mengotak-atik perabot atau mengambil gambar tanpa izin? Pertanyaan direspon Sya’ban dengan mengatakan, “Tidak terima.”

Berita Terkait :
Gowa Tunda Penerapan PSBB, Ini Alasan Bupati Adnan

“Jawaban Sya’ban direspon balik para teknisi bahwa mereka juga tidak menerima cara Sya’ban yang tanpa memperkenalkan diri langsung masuk kantor mengambil gambar tanpa memperkenalkan diri,” beber Wellem.

Saat itu terdengar teriakan dari warga agar HP disoffware saja. Namun Sya’ban minta tolong agar tidak dilakukan itu supaya data-datanya tidak hilang. Atas permintaan itu, Wellem mengaku, ke ruang servis untuk mencegah agar tidak melakukan soffware terhadap HP yang bersangkutan, karena kalau itu terjadi dan datanya hilang akan muncul persoalan baru.

Pada saat itulah, Willem mengaku, menjelaskan kepada teknisi dan warga agar dibiarkan saja. Jika ternyata kemudian yang bersangkutan membuat berita yang tidak sesuai fakta, kita gunakan hak jawab untuk mengoreksi.

Penjelasan Sya’ban melalui WhatsAap

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *