Inflasi Sulsel Menurun

Inflasi Sulsel menurun dari 2,81 persen, jadi 2,38 persen

MAKASSARCHANNEL, MAKASSAR – Angka inflasi Sulsel secara year – on – year (yoy) menurun dari 2,81 persen menjadi 2,38 persen.

Informasi inflasi Sulsel menurun disampaikan oleh Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel Aryanto, dalam Konferensi Pers melalui YouTube BPS Sulawesi Selatan, Kamis (1/2/2024).

Penjabat Pj) Sekretaris Daerah Sulawesi Selatan Muh Arsjad menjelaskan rincian detail penurunan angka inflasi Januari 2024 di Sulsel.

“Dari beberapa item data, inflasi kita mengalami penurunan y-o-y dari 2,81 persen, jadi 2,38 persen,” kata Muh Arsjad saat ditemui.

Gerakan Pangan Murah

Arsjad mengklaim penurunan angka inflasi ini menjadi bukti usaha jajaran Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dalam mengendalikan harga pasar.

Gerakan Pangan Murah (GPM) terus dijalankan selama Januari 2024 yang menjadi wadah masyarakat mendapatkan bahan pokok dengan harga terjangkau.

Selama Januari, beberapa daerah sudah melaksanakan melaksanakan gerakan pangan murah. Di antaranya di Plataran Masjid Nurul Yasin, Jl Andi Mallombassang, Kabupaten Gowa, Senin (15/1/2024).

Lalu pernah di Pasar Sentral Lama Kabupaten Bone, Rabu (24/1/2024). Sehari kemudian berlanjut di Lapangan Pancasila, Kota Palopo, Kamis (25/1/2024).

Terbaru, kata Arsjad ada Gerakan Pangan Murah di Kabupaten Takalar, pada Rabu (31/1/2024).

Pasar Murah

“Ini menunjukkan upaya kita membuahkan hasil cukup signifikan. Kita tau bahwa hampir semua daerah yang dikunjungi dirangkaikan dengan Gerakan Pangan Murah sebagai bagian dari stabilisasi harga,” jelas Muh Arsjad.

Hebatnya, aksi Gerakan Pangan Murah ini dilakukan juga oleh pemerintah kabupaten dan kota sehingga upaya massif ini hasilnya cukup baik.

Inflasi Sulawesi Selatan secara month to month (m-to-m) pada Januari 2023 sebesar 0,36 persen.

“Sedangkan inflasi secara yoy 2,38 persen ini dari tahun ke tahun inflasinya cukup terkendali,” kata Kepala BPS Sulawesi Selatan Aryanto meyakinkan.

Komunitas Penyumbang Inflasi

Aryanto memaparkan komoditas dominan penyumbang inflasi secara year on year di Sulawesi Selatan.

Dimulai dari beras dengan andil inflasi 0,85 persen, sigaret kretek mesin 0,19 persen, emas perhiasan 0,12 persen, angkutan udara 0,12 persen, tomat 0,12 persen.

Ada juga cabai merah 0,11 persen, bawang putih 0,10 persen, cabai rawit 0,09 persen, kontrak rumah 0,08 persen, dan gula pasir 0,07 persen. (mun)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *