Guru SDN KoSamJa Buat Buku Pengalaman Selama Pandemi Covid-19

Menurut Rusdin, tulisan belum jadi atau setengah jadi, tetap masih bisa dilanjutkan. Tulisan-tulisan seperti itu anggap saja sebagai modal, tabungan, atau bahan dasar untuk dikembangkan jadi tulisan.

Lain lagi yang ditanyakan Iswati, S.Pd. Guru yang suka bernyanyi ini bertanya, apakah jika seseorang mampu menulis kosakata yang banyak maka ia berpotensi menjadi penulis? Pertanyaan ini diajukan setelah games menyambung kata yang dilakukan peserta.

Rusdin Tompo menjelaskan, memiliki perbendaharan kata yang banyak bisa jadi awal bagi seseorang untuk bisa menulis. Karena dengan banyak stok kata maka tentu saat menulis dia tidak kesulitan membuat kalimat atau punya banyak pilihan diksi.

Berita Terkait :
Tagana Masuk Sekolah di SDN Kompleks Sambung Jawa

Pelatihan dengan kelas kecil ini rupanya cukup interaktif. Peserta tampaknya berupaya mendapatkan tips-tips praktis dari narasumber yang sudah menulis dan menjadi editor puluhan buku ragam genre itu. Salah satu yang juga didiskusikan adalah cara mengatasi kemandekan saat menulis.

“Bagaimana cara mengatasi moody saat menulis,” tanya Irwan Ali, S.Pd, guru kelas IVB yang ikut dalam pelatihan hari itu.

Rusdin Tompo berbagi pengalaman cara mengatasi semangat menulis yang drop. Katanya, ia biasa membaca tulisan-tulisan pendek dan ringan, yang habis sekali baca, seperti puisi atau artikel.

Selain itu, ia biasa juga me-refresh diri dengan jalan-jalan ke toko buku atau bersilaturahmi dengan temannya di warkop atau kafe sembari berdiskusi tentang kepenulisan dan perbukuan.

“Tentu masing-masing orang punya cara sendiri untuk men-treatment dirinya agar kembali semangat menulis,” pungkas mantan Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Sulawesi Selatan itu. (her)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *