Tujuan lain dari pendirian komunitas baca ini adalah agar dapat menjadi wadah positif bagi pelajar di kampung Kelurat, Desa Amar Sikaru. Biar mereka tak hanya keluyuran tapi mengisi waktu dengan menambah wawasan yang akan jadi motivasi bagi mereka. Sehingga anak-anak sejak dini diperbiasakan membaca.
Rusdin Tompo menyampaikan, buku-buku yang diserahkan itu beragam. Ada buku yang ditulisnya, ada juga yang dia sebagai editor. Di antaranya, buku kumpulan puisi Mantra Cinta dan Kata Sebagai Senjata, buku bunga rampai artikel tentang media “Mozaik Penyiaran” dan buku hasil studi lapang tentang Pekerja Anak di Panampu. Masih ada lagi sejumlah buku pelajaran bekas, yang tak lagi digunakan anaknya.
Berita Terkait:
Desa Je’netallasa Gowa Bakal Kembangkan Perpustakaan Keliling
Rahman Rumaday, yang sudah lebih 10 tahun bekerja dengan anak-anak di komunitas, berbagi pengalaman tentang pentingnya membangun jejaring dan bersinergi.
Menurutnya, menjaga kesinambungan komunitas selain butuh komitmen, juga butuh dukungan dari para pemangku kepentingan.
Ahmad berharap, hadirnya Komunitas Walang Baca ini dapat memberi kontribusi kepada warga sekitar. Sehingga mereka dapat membangun kesadaran dan tanggung jawab sebagai penerus bangsa.
“Meski mereka berada di pelosok pedesaan, tapi kami yakin dengan modal semangat yang dimiliki, mereka kelak mampu menjawab tantangan global dan membanggakan daerahnya,” papar Ahmad optimis. (asa)