Usai memberi briefing, kepada media ini, Wahyu mengatakan, “Apa yang dilaksanakan dalam kegiatan hari ini, sengaja saya programkan mengumpulkan Korkab (Kordinator kabupaten), Korcam (Kordinator kecamatan dan Kordes (Kordinator desa) di tempat ini, karena bagian dari tahapan monitoring evaluasi saya terhadap progres dari KKN di Kab Takalar.
Wahyu menantang mahasiswa binaannya agar memanfaatkan momen KKN mengeksplorasi kemampuannya dengan melakukan hal-hal bermanfaat bagi masyarakat.
“Saya pun memotivasi mereka agar di waktu tersisa ini mereka mengeluarkan semua kemampuannya agar bermanfaat bagi masyarakat sekaligus sebagai pertanda bahwa mahasiswa adalah agen perubahan,” katanya.
Baca Juga :
Apa Saran Luhut Sarankan Ke Prabowo?
Menjawab pertanyaan tentang seputar mahasiswa bimbingannya di Takalar, sembari memperbaiki posisi duduknya, Wahyu mengatakan, “Pertama, sebagai putra daerah, tentu bersyukur karena lembaga tempat saya mengabdi yakni UNM memberikan kepercayaan sebagai DPL (Dosen Pembina Lapangan) untuk melakukan pembinaan terhadap mahasiswa ber-KKN di kampung halaman.”
“Kedua, sebagai DPL dituntut agar senantiasa berdialog dengan berbagai lapisan masyarakat. Terlebih tokoh masyarakat demi mengetahui penerimaan masyarakat terhadap mahasiswa yang ber-KKN.”
Itu sekaligus sebagai sarana temu kangen dengan keluarga karena sejak tahun 1998 meninggalkan kampung halaman, sangat jarang pulang karena berbagai aktivitas.
“Mengenai jumlah keseluruhan mahasiswa yang ber-KKN di Takalar sebanyak 740, terdiri dari 240 Mahasiswa KKN reguler dan 500 Mahasiswa KKN terpadu. Yang terpadu ber-KKN kurang lebih 3 bulan dan selama ini mengajar di hampir semua SMP dan sekolah sederajat di Takalar,” tutur Wahyu. (muhammad said welikin)