Begini Cara Murid SD Negeri Borong Berpartisipasi Hari Kebudayaan Kota Makassar

MAKASSARCHANNEL.COM – “Barusan ku lihat Pak Wali Kota dan Bu Wakil Wali Kota… meski cuma lihat melalui zoom, tapi senang sekali ka,” kata Andi Pratiwi dalam logat Makassar, setelah ikut Festival Bulan Budaya, yang diadakan secara virtual, Kamis, 1 April 2021.

Murid kelas 5 SD Negeri Borong, Makassar itu, hadir bersama beberapa temannya mengenakan busana tradisional dalam kegiatan yang diadakan melalui aplikasi Zoom. Selain Andi Pratiwi, ikut juga Fatimah Azzahra, Nur Ilmi Azzahra, Andi Muhammad Huga, Rahmawati Yusra, Riskal Syaputra, dan Syifa Putri NA.

Penyelenggaraan Festival Bulan Budaya ini merupakan bagian dari Hari Kebudayaan ke-3 Kota Makassar, yang diperingati sejak tahun 2019. Tahun ini, perayaannya disesuaikan dengan suasana pandemi Covid-19. Tema yang diangkat, yakni Rampak Budaya Baru Makassar.

Ketika ditanya, kegiatan apa yang baru saja diikutinya? Andi Muhammad Huga, murid kelas 4, menjawab bahwa mereka dinasihati oleh Wali Kota Makassar. Nasihatnya ada beberapa, di antaranya selalu menaati protokol kesehatan, seperti pakai masker dan mencuci tangan dengan sabun.

Sementara Rahmawati Yusra, murid kelas 6, yang mengenakan baju adat Minang, Sumatra Barat, menyebutkan bahwa mereka nanti bersekolah setelah keadaan membaik.

Berita Terkait :
Murid SDN Borong Makassar Belajar Membaca Efektif

Salah satu agenda yang diadakan Pemkot Makassar, adalah temu virtual dengan 1000 pelajar se-Kota Makassar. Wali Kota Makassar, Moh. Ramdhan Pomanto, didampingi Wakil Wali Kota Makassar, Fatmawati Rusdi, Ketua Tim Penggerak PKK, Indira Jusuf Ismail, dan Plt Kepala Dinas Kebudayaan Kota Makassar, Herfida Attas, memberikan nasihat kepada siswa-siswi tersebut tentang pentingnya peringatan bulan budaya bagi generasi penerus.

Menurut Wali Kota yang akrab disapa Danny Pomanto itu, peringatan bulan budaya penting agar generasi penerus memahami norma dan nilai-nilai budayanya serta menerapkannya dalam kehidupan nyata.

Dia juga mengajak anak-anak milenial itu bangga dengan bahasa dan dialek Makassar. Karena bahasa dan dialek tersebut jadi pengenal dan identitas sebagai orang Makassar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *