BAZNAS Makassar Siapkan Rp4 Miliar Beasiswa Untuk Santri Tahfidz

MAKASSARCHANNEL, MAKASSAR – Badan Amil Zakat Nasional, BAZNAS Makassar siapkan Rp4 miliar beasiswa untuk santri tahfidz.

Untuk menyalurkan beasiswa itu, BAZNAS Kota Makassar sementara melakukan asesmen bagi 200 calon penerima.

Wakil Ketua II Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan BAZNAS Kota Makassar, Jurlan Em Saho’as bersama tim bidang II mulai Rabu, 17 Juli melakukan asesmen calon penerima beasiswa.

Calon penerima beasiswa itu tersebar di lima Pondok Pesantren, yakni, Al-Imam Asyim, Yasmin, Markaz Imam Malik, Darul Aman, dan Yayasan Al-Bayan Hidayatullah.

Beasiswa Rp2 juta Per Bulan

Jumlah murid lima Ponpes tersebut ada 200 santri. Masing-masing Ponpes mulai 25 dan 50 santri. Mereka menerima beasiswa selama 10 bulan senilai Rp2 juta per bulan.

Jurlan mengatakan, sebelum menyerahkan beasiswa, mereka wajib melakukan asesmen kepada calon penerima. Apakah benar mereka berasal dari Ponpes bersangkutan atau bukan.

“Kami mendatangi Ponpesnya dan langsung melakukan asesmen kepada mereka,” tutur Jurlan usai asesmen di Ponpes Darul Aman Gombara, Biringkanaya, Minggu (22/7/2024).

Dia berharap, perhatian BAZNAS kepada santri, khususnya tahfidz akan semakin banyak anak muda yang khatam dan mampu menghafal Alquran dengan baik, sekaligus berusaha meresapkan ke dalam pikiran mereka, agar selalu ingat kitab suci umat Islam ini.

Generasi Muda Berbekal Alquran

Sebab, hal penting saat ini dan ke depan adalah, mempersiapkan generasi muda dengan bekalan ilmu Alquran. Khususnya para santri.

Mereka bukan sekadar mampu memahami dan menghafal Alquran sebagai cikal bakal menjadi imam salat, ustadz-ustadzah, ataupun pemimpin masa depan.

Juga diharapkan terus mengembangkan diri dan mengamalkan segala apa yang didapatkan untuk membuat kualitas keimanan yang baik di Kota Makassar.

“Jadi, tidak ada maksud lain, kecuali beasiswa yang diberikan kepada para santri tahfidz ini dimaksudkan untuk melahirkan tahfiz-tahfiz Alquran dari Kota Makassar khususnya,” kata Jurlan.

Itu, agar mereka lebih profesional, menjadi ustaz, ustazah, dan guru bagi dakwah Alquran, sekaligus mereka bisa menyebar bukan saja ke seluruh Kota Makassar, melainkan bisa meng-Indonesia, hingga men-dunia.

Dana Titipan Pemkot Makassar

Di sela-sela asesmen calon penerima beasiswa, Jurlan menambahkan, sumber dana yang digelontorkan kepada santri tahfidz berasal dari Pemerintah Kota Makassar yang dititipkan di BAZNAS Kota Makassar.

Sebelumnya, Pemerintah Kota Makassar pernah menggelar wisuda untuk 100 Tahfidz Al-Quran 30 Juz.

Mereka akan menjadi pelopor tahfidz di lorong dan masjid se-Kota Makassar dalam program Tahfidz Harian.

Magister Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar ini menambahkan, dalam asesmen yang dilakukan, ternyata ada juga santri yang sudah sarjana.

“Saya tertarik dengan santri ini. Sebab, dari sekian santri ada juga sudah sarjana. Dia alumni Universitas Negeri Makassar (UNM) yang merasa dirinya masih kekurangan, sehingga memilih mendalami hafalannya,” kata Jurlan.

Sangat Luar Biasa

Dia melanjutkan, “Sangat luar biasa, sebab santri ini mengatakan, sejak menjadi tahfidz dia banyak mendapat rezeki.”

Sebagai informasi, selain bantuan kepada santri, berbagai program BAZNAS Kota Makassar lainnya yang benar-benar menyentuh masyarakat di ibukota Sulawesi Selatan ini.

Program tersebut tidak hanya bersentuhan pada persoalan konsumtif semata, yakni bantuan bulanan, tetapi juga terhadap hal-hal yang tidak kalah penting, yakni pemberdayaan.

BAZNAS Makassar juga memberikan beasiswa bagi kaum duafa mulai SD, SMP, MIN, MTsN, MAN, hingga S1.

Sunatan Massal Gratis

Sunatan massal gratis, penyaluran makanan bergizi di kantong kantong kemiskinan, utamanya di perkampungan kumuh. Jumlahnya 150 boks setiap Jumat.

Dalam menjalankan amanah, BAZNAS tidak boleh main main dalam hal zakat. Baznas mengetahui betul para mustahik seperti diisyartakan dalam 8 golongan atau asnaf.

Yakni, fakir, miskin, riqab atau biasa disebut sebagai hamba sahaya, gharim– orang yang memiliki hutang dan kesulitan melunasinya, mualaf, yaitu orang yang baru memeluk agama Islam untuk merasakan solidaritas.

Termasuk, fiisabilillah– pejuang agama Islam, ibnu sabil– orang yang kehabisan bekal dalam perjalanan jauh, serta amil– orang yang menyalurkan zakat. (her)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *