MAKASSARCHANNEL, MAKASSAR – Komunitas Arung Sejarah Budaya Sawerigading libatkan generasi muda dalam Seminar dan Tour Literasi Obyek Pemajuan Kebudayaan melibatkan generasi muda.
Ketua Komunitas Arung Sejarah Budaya Sawerigading Idwar Anwar SS MHum, Jumat (8/9/2023), mengatakan, Seminar dan Tour Literasi Obyek Pemajuan Kebudayaan ini mengacu pada UU Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.
Kegiatan ini merupakan program fasilitasi Pemajuan Kebudayaan 2023 dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XIX Makassar – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) RI, yang dipercayakan kepada Komunitas Arung Sejarah Budaya Sawerigading.
Menurut Edo, sapaan akrab Idwar Anwar, kegiatan ini merupakan upaya memperkenalkan nilai-nilai budaya, khususnya Objek Pemajuan Kebudayaan yang ada di Kota Makassar kepada generasi muda. Termasuk siswa SMA sederajat dan mahasiswa.
Melalui kegiatan tersebut lanjut Edo, generasi muda akan diberi pemahaman tentang pentingnya Pemajuan Kebudayaan dalam membangun bangsa berbasis nilai-nilai budaya lokal menuju Indonesia Emas 2045.
Kepada generasi muda diperkenalkan pula khazanah kebudayaan, khususnya Objek Pemajuan Kebudayaan sebagai kekuatan masa lalu untuk kekinian dan masa depan.
Tujuan berikutnya, mendekatkan generasi muda dengan kebudayaan melalui Objek Pemajuan Kebudayaan dengan mengunjungi langsung Objek Pemajuan Kebudayaan yang ada di Kota Makassar.
Itu dilakukan untuk menumbuhkan dan membangkitkan imajinasi serta kreativitas generasi muda terhadap kebudayaan, melalui Objek Pemajuan Kebudayaan.
Edo optimistis, seminar dan tour literasi ini akan berdampak positif bagi para generasi muda yang akan terlibat dalam agenda-agenda Pemajuan Kebudayaan untuk membangun bangsa berbasis nilai-nilai budaya lokal menuju Indonesia Emas 2045.
Generasi muda juga akan mampu mengaktualisasikan nilai-nilai budaya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara melalui agenda-agenda Pemajuan Kebudayaan.
Melalui kegiatan tersebut, generasi muda akan memiliki kepedulian, kesadaran, kecintaan, akan berbagai khazanah kebudayaan terutama nilai-nilai budaya lokal, khususnya terkait Objek Pemajuan Kebudayaan.
Generasi muda juga akan mampu memanfaatkan Objek Pemajuan Kebudayaan dengan ide-ide kreatif yang dapat membangkitkan ekonomi kreatif untuk meningkatkan kesejahteraan.
Dikatakan, dalam UU Nomor 5 Tahun 2017 disebutkan, kebudayaan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan cipta, rasa, karsa, dan hasil karya masyarakat.
Untuk memajukan kebudayaan, diperlukan pengelolaan kebudayaan yang menuju ke arah kemajuan adab, budaya, dan persatuan untuk mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia dengan menjamin unsur-unsur kebudayaan daerah sebagai identitas bangsa dan negara yang harus dilestarikan, dikembangkan, dan diteguhkan berdasarkan kristalisasi nilai budaya yang terkandung dalam Pancasila.
Edo, menambahkan, wilayah Indonesia yang terdiri dari 17.000 pulau dihuni 1.340 suku bangsa memiliki potensi dan keragaman budaya. Ini merupakan kekayaan yang tidak ternilai harganya, sekaligus sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa.
Kekayaan itu menurut Edo, harus dilestarikan (dilindungi, dikembangkan, dan dimanfaatkan) seluas-luasnya untuk kesejahteraan masyarakat. Dalam konteks ini diperlukan tekad, semangat kebersamaan, program kerja, dan kebijakan terarah dari pemerintah yang didukung oleh segenap masyarakat Indonesia.
Masih menurut Edo, Sulawesi Selatan merupakan salah satu wilayah di nusantara yang memiliki kekayaan budaya yang beragam, selain yang berasal dari 4 rumpun etnik besar: Makassar, Bugis, Toraja, dan Mandar.
Dalam konteks pemajuan kebudayaan, tentu saja potensi ini sangat penting untuk dikembangkan, baik untuk kekinian, terlebih untuk masa depan bangsa dan negara.
Pemajuan Kebudayaan merupakan upaya meningkatkan ketahanan budaya dan kontribusi budaya Indonesia di tengah peradaban dunia melalui Pelindungan, Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan. Di sinilah perlunya pelibatan generasi muda sebagai pelanjut cita-cita bangsa Indonesia harus dimaksimalkan.
Pelibatan generasi muda ini harus dilakukan semaksimal mungkin dalam membangun ekosistem yang saling berinteraksi antara kebudayaan dan masyarakat pendukung kebudayaan itu sendiri. Sebab tidak ada gunanya kebudayaan yang besar, tetapi tidak mendapat perhatian dari masyarakat pendukungnya sendiri, utamanya dari generasi muda.
Rangkaian kegiatan ini akan dibuka pukul 08.30 Wita. Pada seminar kebudayaan, panitia akan menghadirkan dua pemateri, yakni; Dr Ajiep Padindang SE MM (Inisiator/ Penanggungjawab Kongres Kebudayaan Sulawesi Selatan 2023) dan Dr Suriadi Mappangara MHum (mantan Kepala BPNB Makassar dan Ketua Jurusan Sejarah Universitas Hasanuddin).
Ajiep Padindang akan berbicara mengenai pentingnya masyarakat, khususnya generasi muda memahami Pemajuan Kebudayaan menuju Indonesia Emas 2045.
Sedangkan Suriadi Mappangara, akan berbicara mengenai pentingnya menemukenali nilai-nilai budaya di Sulawesi Selatan dalam konteks Pemajuan Kebudayaan, khususnya Objek Pemajuan Kebudayaan yang ada di Makassar.
Setelah seminar, peserta akan mengikuti Tour Literasi Budaya memperkenalkan secara langsung Objek Pemajuan Kebudayaan yang ada di Kota Makassar, khususnya yang ada di dalam Fort Rotterdam.
Kegiatan ini dilakukan dengan membawa langsung peserta melihat Objek Pemajuan Kebudayaan, sekaligus memberikan penjelasan detail setiap objek yang dikunjungi. (her)